Suara.com - Jumlah pendaki ke puncak Gunung Merapi melalui pintu pendakian di Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menurun pascahujan abu vulkanik.
"Jumlah pendaki sejak terjadinya embusan abu vulkanik Gunung Merapi, Senin (10/3/2014) hingga Kamis (13/3/2014) sepi atau hampir tidak ada pecinta alam melakukan pendakian ke puncak," kata Koordinator Posko SAR Barameru, Samsuri, di Plalangan, Boyolali, hari ini.
Samsuri menjelaskan jumlah pendaki ke puncak Merapi pada malam hari libur atau Sabtu (8/3/2014) mencapai sekitar 40 hingga 50 orang. Mereka datang dari berbagai daerah, antara lain Yogyakarta, Solo, Semarang, dan Jawa Barat.
Bahkan, ada 10 orang pendaki dari luar negeri yang datang pada Minggu (9/3/2014) malam.
Saat terjadi embusan abu vulkanik di puncak Merapi, rombongan pendaki yang sudah mencapai posisi tengah, langsung turun lagi.
"Pendaki dari warga asing itu, justru meminta kembali ke puncak untuk melihat langsung. Namun, warga yang menjadi penunjuk pendakian yang mendampingi turis itu, ketakutan mengajak mereka turun," kata Samsuri.
Samsuri mengatakan sebelum peristiwa embusan abu vulkanik Merapi, diawali adanya getaran-getaran kecil. Setelah itu, Merapi mengembuskan asap hitam.
Namun kemudian, kata dia, puncak Merapi berangsur-angsur mengeluarkan asap putih. Asap putih berarti keadaannya normal lagi.
Kendati demikian, petugas tetap mengimbau para pendaki agar tidak mendaki sampai ke puncak. (Antara)