Suara.com - Menanggapi masih adanya aksi intoleransi terhadap ibadah agama lain, seperti yang terjadi baru-baru ini di Sleman, calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kunci untuk mengatasinya ialah ketegasan aparat penegak hukum.
"Kuncinya tindakan tegas. Negara harus hadir sehingga masyarakat aman dalam menjalankan aktivitas, ibadah dan lain-lain," kata Jokowi di kawasan Monumen Jogja Kembali, Sleman, Senin (6/2/2014).
Pada kesempatan yang sama, juru bicara Jokowi - JK, Anies Baswedan, menambahkan selain penegakan hukum, juga penting menjaga kebhinekaan karena Indonesia merupakan negara yang majemuk.
"Bagaimana mengembalikan kewibawaan aparat hukum. Bila ada yang robek sendi-sendi kebhinekaan, maka kita tindak tegas," kata Anies.
Tindakan tegas, dikatakan Anies, perlu dilakukan untuk memberikan efek jera kepada para pelaku aksi intoleransi.
"Sekali (aparat hukum) tidak tegas, pasti akan mengulanginya," tutur Anies.
Pernyataan Jokowi dan Anies terkait dengan aksi sekelompok lelaki bergamis yang menyerang rumah Julius Felicianus, Direktur Galang Press, di Kompleks Perumahan STIE YKPN, Sleman, DIY. Saat terjadi penyerangan, di rumah umat Katolik tersebut sedang berlangsung doa Rosario.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, juga telah meminta aparat keamanan untuk menyelidiki dan menindak pelakunya.