'Kota' di Amerika Ini Dijual 400.000 Dolar

Esti Utami Suara.Com
Selasa, 01 Juli 2014 | 18:41 WIB
'Kota' di Amerika Ini Dijual 400.000 Dolar
Ilustrasi (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anda ingin memiliki kota sendiri? Jika ya, maka cobalah untuk melongok iklan ini. Calon pembeli yang ingin menjadi penguasa di kawasannya sendiri dapat menuju ke barat daya Dakota Selatan, Amerika Serikat. Pemilik dari Swett, yang dibaca "sweat", menjual kota seluas sekitar 6-acre (2,5 hektar) seharga  399 ribu dolar atau sekitar Rp 48 miliar.

Kota kecil ini mencakup sebuah kedai minuman, rumah dengan tiga kamar tidur, tiga rumah trailer dan bekas toko yang terletak sekitar 100 mil (160 km) tenggara dari Kota Rapid, Dakota Selatan.

Populasi Swett mencapai puncaknya pada tahun 1940, ketika kota ini dihuni hingga 40 orang dan memiliki kantor pos dan toko kelontong. Tetapi sekarang 'kota' ini hanya tinggal dua orang yaitu pemilik kawasan itu Lance Benson dan isterinya, serta tiga ekor anjing peliharaan pasangan itu.

Benson membeli Swett pada tahun 1998, kemudian melepaskannya dalam suatu kasus penyelesaian perceraian dan kemudian mendapatkan kembali kota di tahun 2012.

Benson, pemilik konsesi perjalanan, mengatakan pada jurnal Kota Rapid pekan lalu, jika ia ingin menjual kota itu untuk fokus pada bisnisnya. Dia akan mempertahankan padang rumput kecil itu jika tidak ada seorang pun yang ingin membelinya dalam jangka waktu satu tahun, katanya kepada surat kabar setempat. Ia juga akan memberikan sebuah semi-traktor jenis Volvo buatan tahun 1990, menurut agen perumahan yang menangani penjualan itu, Stacie Montgomery.

Montgomery mengatakan pada Senin (1/7/2014), sejumlah pembeli potensial dari California, Texas, New York dan New Jersey telah menghubunginya sejak ia mengiklankan penjualan itu di sebuah koran lokal.

"Saya bahkan mendapat satu telepon dari sebuah perusahaan produksi dari Rusia," kata Montgomery. "Mereka ingin membuat sebuah film. Saya tidak tahu seberapa sah penawaran-penawaran itu." (Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI