Suara.com - Pertempuran terjadi di wilayah utara perbatasan Ukraina dan Rusia yang menewaskan 15 orang. Salah satu pejabat militer Ukraina mengatakan, 15 korban yang tewas tersebut adalah tujuh tentara Ukraina dan delapan petugas penjaga wilayah perbatasan.
Kontak senjata antara tentara Ukraina dengan kelompok pemberontak pro-Rusia sudah berlangsung dalam tiga hari terakhir. Sejumlah karyawan pemerintah terpaksa meninggalkan wilayah perbatasan untuk menghindari aksi baku tembak di Lugansk.
Kelompok pemberontak yang diduga mendapatkan dukungan dari Rusia itu melakukan melakukan aksi penembakan pada Kamis lalu. Perdana Menteri Republik Rakyat Donetsk, Alexander Zakharchenko mengaku bahwa situasi yang terjadi saat ini sangat sulit.
Lebih dari 1.300 orang tewas dan 285 ribu warga terpaksa mengungsi. Konflik bersenjata ini sudah berlangsung selama empat bulan terakhir dan digambarkan Palang Merah Internasional sebagai perang saudara. Otoritas setempat memperingatkan bahwa perang saudara yang terjadi di wilayah perbatasan akan menjadi bencana kemanusiaan.
Karena, akibat perang tersebut sejumlah warga tidak lagi menerima lairan listrik dan juga air selama berhari-hari. Begitu juga dengan stok makanan yang semakin menipis. Sementara itu, tentara Rusia mulai mendekati wilayah perbatasan Ukraina yang memicu kekhawatiran bahwa Presiden Putin sudah memerintahkan militer untuk menginvasi Ukraina. (AFP/CNA)