SBY Umbar Kesuksesan Selama 10 Tahun Jadi Presiden

Doddy Rosadi Suara.Com
Selasa, 26 Agustus 2014 | 10:10 WIB
SBY Umbar Kesuksesan Selama 10 Tahun Jadi Presiden
Presiden SBY. [Rumgapres/Abror]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Susilo Bambang Yudhoyono akan menanggalkan jabatannya sebagai Presiden Indonesia pada Oktober nanti dengan perasaan puas. Dalam wawancara dengan media Australia, SBY mengaku telah berhasil meraih banyak capaian selama 10 tahun menjabat sebagai Presiden sejak 2004.

“Saya sudah berusaha sebaik mungkin dalam menjalankan tugas sebagai Presiden. Di akhir jabatan saya, Indonesia telah menjadi negara yang lebih kuat, demokrasi yang lebih kuat dan juga perekonomian yang semakin membaik,” ujarnya.

Ketika pertama kali terpilih sebagai Presiden pada 2004, SBY langsung dihadang sejumlah masalah. Mulai dari bencana Tsunami, Desember 2014 hingga serangan bom yang dilakukan oleh Jemaat Islamiyah.

“Kami menghadapi banyak tantangan tetapi satu per satu berhasil diselesaikan. Kami berhasil menuntaskan konflik berkepanjangan di Aceh, kami menstabilkan situasi politik di Papua dan juga berhasil selamat dari krisis Tsunami dan juga sejumlah bencana alam lainnya,” ungkapnya.

SBY juga mengungkapkan, pemerintahannya memerangi kejahatan korupsi meski belum sukses. Selain itu, jaringan teroris berhasil dilumpuhkan. Indonesia yang mempunyai jumlah penduduk 250 juta jiwa juga berhasil lolos dari badai krisis finansial.

Di sektor ekonomi, pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,9 persen selama 2009-2013.  Meski pertumbuhan ekonomi turun menjadi 5,2 persen pada 2014 SBY menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap yang paling tinggi dibandingkan negara lain.

“Bahkan, di dalam G20, pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan yang terbesar kedua di dunia setelah Cina. Pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 6 persen dalam dua tahun ke depan,” jelasnya.

SBY juga menjelaskan sejumlah kebijakan tidak populer yang diambilnya yaitu menaikkan harga BBM pada tahun lalu dan juga tarif listrik pada tahun ini.

“Saya berharap pemerintahan baru akan memberikan subsidi kepada masyarakat yang tidak mamp. Kita tidak boleh memberikan subsidi kepada komoditas tetapi kepada orang yang memerlukan, warga miskin,” tandasnya. (AFP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI