Para murid itu, kata dia, dikenai biaya 60 ringgit per orang.
Namun, kata Raja, terkadang ada yang tidak bayar karena orang tuanya sedang mengalami kesulitan uang.
"Meskipun ada yang tidak bayar, sekolah ini tetap terus berlanjut karena kami tidak mencari keuntungan dari penyelenggaraan pendidikan kepada anak-anak TKI ini. Ini adalah bagian zakat dari pendapatan usaha saya," katanya. (Antara)