Suara.com - Ketika menyampaikan pidato budaya dengan tema Tahun Penentuan Perempuan Indonesia yang berlangsung di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Minggu (8/3/2015) sore, mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri mengaku sedih karena belum ada lagi presiden Indonesia dari kalangan perempuan setelah dirinya.
"Masa Indonesia yang berpenduduk 250 juta katanya, presiden pertama perempuan baru satu, kan paling tidak ada lagi. Saya pengen paling tidak okelah paling tidak wapres, wakil presiden perempuan," ujar Megawati.
Lebih lanjut, Megawati mengatakan bahwa saat ini jumlah perempuan yang berminat pada dunia politik semakin sedikit.
Ia sempat bertanya dalam hati, apa jadinya kalau suatu hari perempuan tidak tertarik dengan dunia politik. Bila kaum hawa tidak menyukai dunia politik, katanya, tentu saja tidak akan ada perempuan yang bisa menjadi pemimpin pemerintah.
Mega kemudian menyontohkan salah satu kasus, dimana pada suatu hari ia didatangi seorang perempuan. Perempuan itu curhat ingin masuk partai politik, namun dilarang oleh suami.
"(Datang) ibu-ibu, saya mau ikut politik tapi suami saya gak kasih, suami saya pilih karir atau partai, itu tidak bisa saya putuskan saya bilang kamu yang harus memperjuangkannya sendiri," kata Megawati.
Selain dihadiri para aktivis perempuan, acara peringatan Hari Perempuan Internasional di TIM juga dihadiri Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.