Yana Manuilova, sebelum terjun ke medan perang, adalah seorang pengacara. Ia bergabung dengan gerakan pemberontak sejak awal konflik bersenjata pecah dengan militer Ukraina pada tahun 2013 silam.
"Amat berbeda rasanya menjadi tentara. Anda kehilangan segala kenyamanan, Anda tidak dapat beristirahat atau mandi... namun saya merasa bertanggungjawab membela tanah saya, seperti orang tua dan kakek-nenek saya," ujar Yana.
Selain Yana, ada pula Irina, perempuan yang berprofesi sebagai guru taman kanak-kanak sebelum jadi pemberontak. Ia bergabung dengan Republik Rakyat Donetsk sejak bulan Mei 2014, hanya beberapa saat setelah muncul gerakan pemberontak pro-Rusia melawan pemerintah Ukraina.
"Baik laki-laki maupun perempuan memiliki tugas yang sama di batalion," kata perempuan berusia 23 tahun itu.
"Jika perdamaian akhirnya tercipta, saya akan bersama anak-anak saya. Saya akan mencoba menjadi ibu yang baik. Anak laki-laki saya amat bangga pada saya, sementara yang perempuan masih terlalu muda untuk mengerti," tutupnya. (News.com.au)
BERITA MENARIK LAINNYA:
Ini yang Membuat Ludwig Yakin Tak Menikahi Jessica
Perlakuan Keji di Lokasi Jatuhnya MH17 Terekam Kamera
7 Foto Meme Kocak #SaveHajiLulung
Buktikan Payudara Asli, Duo Serigala Rela Diremas
Ini Surat Terakhir Kayla Mueller Sebelum Tewas di Markas ISIS