Suara.com - Komunitas Penggerak Kaum Muda Keuskupan Agung Jakarta menyerukan anak muda di Indonesia tidak aktif menjadi penyeru perubahan. Anak muda diminta jangan hanya menjadi penghujat.
Hal itu dikatakan Koordinantor Komunitas Penggerak Kaum Muda Keuskupan Agung Jakarta, Bayu Indrawijaya di Bundaran HI Jakarta, Minggu (24/5/2015) pagi. Seruan itu sebagai bagian dari peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas).
Puluhan kaum muda tersebut datang membawa spanduk dan poster yang bernada dukungan terhadap perlindungan kaum perempuan dan anak, Anti Korupsi dan tegakkan pancasila. Mereka juga menggelar aksi teatrikal di kawasan Bundarah HI.
Bayu mengatakan, acara ini bertujuan untuk mengajak generasi muda sekarang jangan hanya aktif berbicara di media. Mereka menyuarakan untuk tidak apatis terhadap pancasila, korupsi dan kekerasan kepada perempuan dan anak.
"Iya ini masih dalam rangka peringatan Harkitnas juga, kita mengajak anak muda jangan hanya aktif di media menghujat orang. Tapi kita harus peduli dengan kasus-kasus tentang kekerasan perempuan dan anak, korupsi dan tidak apatis pada pancasila. Kita di sini menentang itu semua," katanya.
Menurut Bayu, isu yang dibawa komunitasnya tersebut masih bertentangan dengan norma-norma pancasila. Seperti kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak serta kasus korupsi karena telah merampas hak rakyat.
"Kita sangat khawatir ya dengan masih maraknya kasus kekerasan dan penelataran anak dan perempuan. Karena 5 juta anak itu terlantar. Makanya kita adakan kegiatan ini agar kaum muda sadar apa yang sedang terjadi di sekitar. Agar mereka mau ikut menyuarakan aktif untuk apatis dengan pancasila," jelasnnya.
Bayu berharap pemerintah lebih peduli dengan nasib rakyatnya dan menjalankan amanah pancasila untuk mensejahterakan rakyatnya.
"Iya lebih menjalankan amanat pancasila lah ya dalam sejahterahkan rakyatnya. Jangan hanya dapur mereka yang ngebulbtapi rakyat sengsara. Karena jenjang masyarakat kaya dan miskin semakin jauh. Liat aka di Pluit ada yang tinggal di apartrmen tapi bawahnya banyak bedeng-bedeng. Jadi pemerintah harus lebih perhatikan rakyatnya," pungkasnya.