Suara.com - Rencana Amerika Serikat menyimpan peralatan militer di negara-negara kawasan Baltik dan Eropa bagian timur ditanggapi keras oleh seorang pejabat Kementerian Pertahanan Rusia. Seperti dikutip Interfax, sang pejabat, Jenderal Yuri Yakubov, mengatakan bahwa itu bakal menjadi langkah paling agresif yang diambil Pentagon dan NATO sejak berakhirnya era Perang Dingin.
"Rusia tentu tidak akan punya pilihan selain memperkuat pasukan dan kekuatannya di sayap barat," kata Yuri.
Sebelumnya, pada akhir pekan lalu diberitakan, seorang pejabat Amerika Serikat mengungkap rencana pemerintah untuk menyimpan perlengkapan militer berat di kawasan Baltik dan Eropa bagian timur. Tujuannya, tak lain adalah untuk meyakinkan negara-negara sekutu AS di kawasan tersebut menyusul apa yang mereka sebut sebagai campur tangan Rusia dalam konflik di Ukraina.
Istana Kremlin enggan berkomentar
Sementara itu, Istana Kremlin, melalui juru bicaranya Dmitry Peskov, pada hari Senin (15/6/2015), menolak mengomentari rencana Amerika Serikat menyimpan senjata di negara-negara sekutunya yang notabene bekas pecahan Uni Soviet. Peskov menegaskan, Rusia hanya akan menanggapi jika ada pernyataan resmi dari Pemerintah Amerika Serikat.
"Belum ada pernyataan dari Amerika Serikat tentang rencana itu, jadi saya tidak punya komentar apa-apa saat ini," tegas Peskov.
Kabarnya, Polandia dan Lithuania membenarkan bahwa mereka sedang dalam perundingan dengan AS soal penempatan gudang senjata di negara mereka. (Reuters)