Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama selama ini dikenal menjadi kepala daerah yang antikorupsi. Dia akan memecat anak buahnya yang korup.
Ketika ditanya wartawan kenapa tidak mau ikut mendaftar menjadi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Ahok mengaku lebih senang menjadi gubernur karena bisa langsung memecat pejabat korup.
"Pimpinan KPK bisa apa? Kolektif, kalau jadi gubernur saya bisa pecatin orang langsung lho, saya jadi model, kalau di KPK saya mau tanya kolektif gak KPK keputusannya? kolektif, bos, bukan sendiri," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (15/7/2015).
Bagi Ahok peran pemimpin KPK hanya sebagai juru bicara. Itu sebabnya, Ahok lebih minat memimpin di lembaga eksekutif.
"Ketua KPK cuma juru bicara, saya cuma pengen jadi gubernur, eksekutif atau Presiden kalau mau beresin korupsi," kata Ahok.
Saat ini, masyarakat Indonesia sangat berharap lembaga KPK tetap eksis dan dipimpin oleh orang yang benar-benar antikorupsi.
Proses seleksi calon pimpinan KPK saat ini sedang berlangsung.
Sebanyak 48 dari 194 nama kandidat lolos ke tahapan selanjutnya.