Mengapa Kopaja Kebut-kebutan di Jalan? Ini Pengakuan Supirnya

Kamis, 17 September 2015 | 11:32 WIB
Mengapa Kopaja Kebut-kebutan di Jalan? Ini Pengakuan Supirnya
Angkutan umum Kopaja melintas di jalur busway Bidara Cina Jakarta, Jumat (26/6). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]

Suara.com - Sebagian supir bus Kopaja selama ini dicap sebagai orang-orang yang sering melanggar aturan lalu lintas dan membahayakan keselamatan orang lain di jalan raya.

Seperti kemarin, Rabu (16/9/2015) siang, Kopaja 612 nomor polisi B 7664 RE jurusan Kampung Melayu-Ragunan yang disupiri Budi Wahyono (26) menabrak mati driver Gojek bernama Gunawan dan istri bernama Lilis Lestari yang tengah hamil delapan bulan serta melukai anak mereka, Ghiraldo Banu Sepreski (8), di Jalan Warung Buncit, Pancoran, Jakarta Selatan.

Mengapa mereka sering ugal-ugalan di jalan raya, seperti kebut-kebutan dengan bus lain?

"Yang jelas kita mengejar pendapatan, sekarang umpamanya kamu sama-sama temen. Sesama sopir pasti dulu-duluan mendapat penumpang. Siapa yang duluan dia yang dapat. Pasti mau cepet, seperti saya juga kaya gitu," kata Joko (60), supir Kopaja 612, saat ditemui Suara.com, Kamis (17/9/2015).

Menurut Joko di kalangan supir Kopaja sudah menjadi hal yang lumrah kalau supir kebut-kebutan atau melanggar aturan lalu lintas demi kejar setoran.

Joko mengakui sikap seperti itu sering memicu kecelakaan lalu lintas.

"Kalau sampai yang (kecelakaan) fatal itu belum pernah, insya Allah jangan sampai ya. Tapi kalau sedikit-sedikit yang namanya di jalan pernah. Kita nggak nabrak kita yang ditabrak. Di jalanan lho ya, siapapun saya rasa begitu, kalau yang namanya nyenggol pernah, tapi kalau yang sampai fatal itu belum pernah," katanya.

Dia menambahkan kalau di jalan raya sesama supir bersaing ketat untuk mengumpulkan uang.

"Kalau supir umum ya kita biasa ngopi-ngopi, makan bareng. Tapi kalau lagi bawa Kopaja kita musuh, karena kita bersaing mencari pendapatan. Orang kantor juga saling sikut kan. Betul nggak, yang berdasi saja saling sikut. Ya seperti itu. Kita ini pekerja kasar," kata dia.

Joko menyadari sikap di jalan raya bisa mengancam keselamatan orang lain.

"Iya khawatir betul. Selama kita masih mengingat ke situ, kita waspada. Tapi kalau kita nggak mengingat ke situ, yang seperti itu kejadiannya tabrakan kemarin. Kita ini bawa orang, bukan bawa barang, benda mati atau binatang. Kita masih ingat bahwa kita bawa orang. Masih butuh hidup, butuh makan, butuh masa depan," katanya.

Joko berharap kasus seperti yang menimpa driver Gojek tak terulang lagi.

"Kalau kita sih mengharapkan semua temen ini selalu waspada, kita juga harus hati-hati. Tetapi kalau kita sudah hati-hati, kejadian itu bukan kehendak kita," katanya.

BERITA MENARIK LAINNYA:

Kasus Tabrak Mati Driver Gojek Bikin Supir Kopaja Ini Ketakutan

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI