Potret Hidup Waria Jompo, Merasa Dimanusiakan di Rumah Singgah

Selasa, 29 Maret 2016 | 21:27 WIB
Potret Hidup Waria Jompo, Merasa Dimanusiakan di Rumah Singgah
Rumah singgah transgender jompo di Gang Golf, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]

Berbagai perlakuan sudah dialaminya. Mulai dari benar-benar miskin, diskriminasi, sampai ditodong pelanggan usai melayani kebutuhan biologisnya.

Ketemu Mami Yuli

Seiring berjalannya waktu, Oma Yoti bertemu Mami Yuli. Benar-benar cocok, sampai akhirnya Oma Yoti ditunjuk Mami Yuli menjadi kepala rumah tangga rumah singgah.

Di rumah singgah, kata Oma Yoti, para waria jompo diberdayakan dan dimanusiakan.

Rumah singgah tersebut mendampingi banyak waria yang sudah lanjut usia, mereka diberi pelatihan untuk modal hidup.

Pelatihan yang diberikan, antara lain berdagang, jasa salon keliling, dan pijat keliling.

Di dalam rumah singgah itu, Oma Yoti juga membuat kue untuk dijual di pasar. Pagi hari, dia membuat gorengan. Lalu, hasilnya dijual ke pasar oleh dua waria jompo rekannya.

"Di sini nggak boleh diam-diam mesti punya kegiatan. Kalau saya goreng-goreng ubi dan pisang nanti ada teman-teman yang jual ke pasar. Pokoknya kegiatannya adalah dia nggak boleh tidur-tidur nggak boleh. Bukan karena kita nggak bisa kasih makan dia, tapi kalau hidup nggak bisa kerja kan gimana sakit-sakit juga," kata dia.

Hal senada juga diungkapkan Mami Ita (47). Nama aslinya Suhada.

Mami Ita bersyukur bertemu rumah singgah yang didirikan Mami Yuli. Di rumah singgah ini dia merasa dimanusiakan. Dia dilatih dan diberi modal. Kini, dia sudah pandai dan memiliki salon sendiri.

Mami Ita mengatakan pelatihan yang diberikan kepada waria jompo macam-macam. Selain dagang dan salon, juga merangkai bunga, dan membuat kue.

Saat ditemui Suara.com, dia terkenang masa lalunya. Pengalamannya juga mirip-mirip Mami Yoti di jalanan.

Ia memutuskan berhenti dari aktivitas di jalanan sejak 2010. Dia ketika itu takut tertular penyakit kelamin.

"Aku bersyukur di rumah singgah diajarin belajar salon sama mami Yuli juga dari Kementerian Sosial. Tapi aku otodidak juga belajar salonnya," kata Mami Ita.

Selama berada di rumah singgah dia merasakan tali kekeluargaan. Dari tempat ini, dia mulai membangun kepercayaan diri untuk mendapatkan pekerjaan hingga akhirnya memiliki salon di daerah Meruyung, Depok.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI