Suara.com - Pengamat Politik Sigma Said Salahuddin menanggapi hasil survei Manilka Research & Consulting yang menunjukkkan tingginya elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama di Pilkada DKI Jakarta periode 2017-2022. Menurutnya modal elektabilitas Ahok tidak bisa dijadikan patokan Ahok bakal memenangi Pilkada DKI.
"Soal popularitas dan memang sudah terbukti dari beberapa Pilkada popularitas tidak menjadi acuan. Kalau petahana memang tingkat popularitasnya memang tinggi," kata Said saat menghadiri acara bertema 'Mengukur Peluang Penantang Ahok di Pilkada DKI 2017' di Hotel Cemara, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (19/6/2016).
Persentase elektablitas Ahok, kata dia juga masih bisa ditandingi Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Ustad Yusuf Mansyur yang mendapatkan perolehan masing-masing sebesar 9,3 persen dan 6,5 persen.
"Tingkat kesukaan Ahok dan Ridwan Kamil tipis beda 1,2 persen dan ketiga Yusuf Mansyur tipis juga beda 2 persen ke Ahok," kata dia.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan jika Ridwan Kamil yang sebelumnya menolak dicalonkan akan bisa berbalik diusung partai politik untuk bisa bertarung di Pilkada DKI. Hal ini, karena dia berkaca saat Joko Widodo diusung PDI Perjuangan sebagai calon Presiden di Pilpres 2014 lalu.
"Walaupun RK (Ridwam Kamil) sudah bilang tidak (mencalonkan Gubernur DKI Jakarta) tapi kita mengacu ke Jokowi yang dulu bilang tidak tapi jadi presiden juga," jelasnya.