Suara.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, Jawa Barat memasang alat pendeteksi longsor di lima desa. Ini untuk mengantisipasi adanya korban jiwa dari bencana itu.
"Alat pendeteksi longsor kita pasang di lima desa yang paling rawan," kata Kepala Bidang Penanggulangan dan Kesiapsiagaan BPBD Majalengka, Piping Maarif di Majalengka, Selasa (24/1/2017).
Alat tersebut merupakan buatan Universitas Gadjah Mada (UGM), Institute Teknologi Bandung (ITB) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Ia menuturkan lima alat tersebut ditempatkan di lima desa, yaitu Desa Cimuncang Kecamatan Malausma, Desa Padarek Kecamatan Lemahsugih, Desa Cibeureum Kecamatan Talaga, Desa Jeruk Leuet Kecamatan Sindangwangi dan Desa Sidamukti Kecamatan Majalengka.
Alat yang sudah dipasang sejak satu tahun lalu, akan memberikan peringatan kepada masyarakat sekitar, jika terjadi pergerakan tanah.
Piping melanjutkan alat itu ada yang berbubnyi alarm, ada juga alat yang mengeluarkan suara peringatan jika bencana akan terjadi dan berbunyi secara otomatis jika terjadi pergerakan tanah.
"Alatnya kan dibuat dari lembaga yang berbeda, jadi ada yang mengeluarkan alarm, namun ada juga yang peringatannya menggunakan suara," tuturnya.
Ia menambahkan banyaknya wilayah Majalengka yang cukup rawan terhadap longsor dan pergerakan tanah, membuat BPBD berencana untuk menambah alat pendeteksi longsor tersebut.
Piping mengatakan permintaan tersebut sudah diajukan piahkanya kepada pemerintah kabupaten dan jika direalisaskan, ia akan mendahulukan daerah yang paling rawan, untuk dipasangi alat tersebut.
Baca Juga: Tanah di Lebak Bergerak, Waspada Banjir dan Longsor!
"Kita pakai skala prioritas dan kalau dapat dipastikan untuk daerah yang paling rawan," tambahnya. (Antara)