Suara.com - Hasil survei lembaga Lingkaran Survei Indonesia Denny JA menyebutkan swing voters pada lima hari menjelang pilkada Jakarta yang akan diselenggarakan pada Rabu (15/2/2017) sebesar 22, 6 persen.
Peneliti LSI Ardian Sopa menjelaskan persentase tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan angka 8,5 persen masyarakat yang belum menentukan pilihan, ditambah pemilih yang sudah menentukan pilihan pada satu pasangan calon, namun masih ragu dan bisa mengubah pilihan.
"Pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang elektabilitasnya 30,9 persen terdapat 6,3 persen soft supporters, kemudian pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat yang elektabilitasnya 30,7 persen terdapat 3,5 persen soft supporters dan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang elektabilitasnya 29,9 persen terdapat 4,3 persen soft supporter," ujar Ardian dalam jumpa pers hasil survei bertajuk Swing Voters dan Golput Penentu Kemenangan di kantor LSI Denny JA, Graha Dua Rajawali, Jalan Pemuda, nomor 70, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (10/2/2017).
Ardian menuturkan mayoritas swing voters terbanyak berasal dari pemilih muslim. Jumlah populasi pemilih muslim sebanyak 85 persen. Sebanyak 75,8 persen sudah menentukan pilihan, sedangkan 24,2 persen swing voters.
Sementara dari kalangan non muslim, dari populasi 13,5 persen, yang sudah menentukan pilihan sebesar 88,0 persen dan 12, 0 persen masuk kategori swing voters.
Adapun swing voters terbanyak berdasarkan suku yakni suku Jawa dan Sunda.
"Sementara swing voters dari kategori etnis, etnis Jawa yang sudah menentukan pilihan sebesar 73,2 persen dan etnis Sunda sebesar 75,4 persen. Pemilih etnis Jawa yang swing voters sebesar 26,8 persen dan pemilih etnis Sunda yang masih ragu sebesar 24,6 persen,"kata dia
Ardian menambahkan swing voters paling banyak dari konstituen partai pendukung koalisi pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Posisi berikutnya, swing voters dari konsistituen Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebanyak 22,8 persen, dan konstituen Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sebanyak 21,5 persen.
"Swing voters juga lebih tinggi pada segmen pemilih yang melihat kesamaan agama penting. Mereka menganggap Ahok menista agama, umumnya berpendidikan SMA kebawah dan umumnya segmen ekonomi penghasilan dibawah Rp3,5 juta," kata Ardian.
Jika pilkada Jakarta berlangsung dua putaran, katanya, dukungan dari swing voters ini dapat menjadi penentu kemenangan.
"Dua kandidat yang paling mampu menarik simpati swing voters akan menjadi dua kandidat, yang akan masuk ke putaran kedua. Dan kandidat yang paling sedikit merebut swing voters akan tersingkir di putaran pertama, " katanya.
Survei tersebut melibatkan 1.200 responden. Survei dilakukan dengan metode sampling multistage random sampling. Metode pengumpulan data lewat wawancara tatap muka.
Adapun margin of error 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pilkada Jakarta akan diselenggarakan pada 15 Februari 2017. Saat ini, masih masanya kampanye, yang sudah dimulai sejak 28 Oktober 2016 dan akan berakhir pada 11 Februari 2017.
Tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur mengikuti bursa pilkada. Pertama, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang diusung Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN. Kedua, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang mendapat dukungan dari PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Hanura dan Partai Nasdem.
Ketiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera.
Ingin Tahu Peta Swing Voters di DKI, Mereka Penentu Kemenangan
Jum'at, 10 Februari 2017 | 17:13 WIB

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Jatuh Bangun Nasib Ridwan Kamil: Gagal di Jakarta, Kini Terseret Isu Korupsi dan Perselingkuhan
27 Maret 2025 | 16:36 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI