Tawuran antar warga Jalan Tambak, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, dan warga Gang Tuyul, Manggarai, Jakarta Selatan, yang terjadi pada Minggu (5/3/2017) sore, merenggut dua nyawa dua pemuda yaitu Sutan Rafi Hakim Lubis (16) dan Fikri Fadhlur Firmansyah (21). Tapi, warga tidak kapok. Keesokan harinya, Senin (6/3/2017), mereka kembali bentrok. Beruntung tawuran di hari kedua tak ada nyawa yang melayang sia-sia.
Keributan antara dua kelompok warga tersebut, kata warga Jalan Tambak bernama Joko (71), sudah terjadi turun temurun. Mereka adalah musuh bebuyutan. Seingat Joko, tawuran sudah ada sejak tahun 1990-an.
"Ya, semenjak saya tinggal di sini tawuran dua warga sudah terjadi dari tahun 1997," kata Joko kepada Suara.com.
Dia bercerita dulu tawuran sudah menjadi pemandangan sehari-hari warga. Hampir setiap waktu, meletus bentrok fisik.
"Waduh kalau dulu mas lebih sadis mas. Sehari bisa lima kali terjadi tawuran itu," ujar Joko.
Tempat tinggal Joko tepat di pinggir jalan. Dia menjadi saksi setiap kali pecah perang antar warga di depan rumahnya.
Joko mengatakan setiap terjadi keributan warga seperti dirinya paling panik untuk menyelamatkan harta benda. Takut kalau-kalau dibakar. Rumah Joko sekaligus dijadikan agen gas elpiji, bayangkan kalau terjadi pembakaran.
"Mau bagaimana lagi mas, kalau mereka mulai tawuran saya pasti tutup toko saya mas. Kalau namanya takut ya takut. Tapi sudah biasa berulang kali terjadi mas, ya saya jaga barang - barang yang saya jual aja mas," ujar Joko.
Warga tidak tahu persis penyebab pecahnya tawuran. Pemuda-pemuda itu mudah sekali tersinggung oleh hal-hal sepele. Lalu, merembet kemana-mana.
"Nggak ketemu mas, apa masalahnya, apa penyebabnya. Pemicunya apa, siapa yang duluan. mana yang duluin itu nggak ketemu," ujar Joko.
Joko adalah salah satu warga yang tidak menghendaki tawuran terus terjadi. Di samping mengganggu masyarakat, juga membahayakan nyawa anak-anak. Seperti yang menimpa dua pelajar pada Minggu lalu.
"Saya ini nggak ada memihak ke sana (warga tuyul) atau kesini (warga tambak) mas. Ya, kalau ditanya di sana pasti di sini duluan (pemicu). Tapi kalau di sini pasti warga sana duluan, gitu mas. Jadi kalau permasalahannya nggak ketemu. Saya juga susah, temen semua. Nggak tahu (pemicu siapa sebenarnya). Mereka juga tahu saya nggak pernah ikut - ikut," ujar Joko.
Seingat Ketua RW 6, Kelurahan Pegangsaan, Taufik Hidayat (51), pemicu tawuran kedua kelompok warga terjadi pada tahun 2014 .
"Dulu tahun 2014 itu awal pemicunya main - main biasa aja. Awalnya dari anak - anak kecil bisa dari saling ledek. Salah satu (warga) nggak ada yang terima jadi ngadu ke anak - anak muda akhirnya (jadi tawuran)," kata Taufik.
Ketika itu, aparat dan tokoh desa sampai turun tangan untuk mendamaikan mereka. Kedua kelompok pemuda pun menyepakati damai.
"Perdamaian berapakali. Pokoknya kami sudah coba ketemu dua belah pihak. Terakhir awal tahun 2015 Januari, sudah nggak ada lagi (tawuran)," ujar Taufik.
Semenjak itu, kawasan tersebut tidak ada lagi tawuran. Tapi, meletus keributan lagi pada akhir Desember tahun 2016.
"Nggak tahu penyebabnya apalagi. Hampir dua tahun nggak kejadian (tawuran). Malah akhir tahun kemarin 2016 tawuran lagi kedua warga," ujar Taufik.
Taufik mengakui tidak mudah untuk benar-benar menghilangkan tawuran. Tapi, aparat pemerintah tidak pernah putus asa.
Tawuran maut yang terjadi dalam dua hari terakhir, menurut Taufik, terjadi karena petasan. Dia curiga aksi tersebut sengaja untuk memancing keributan. Dan parahnya, warga terpancing.
"Untuk tadi, seperti ada pihak tertentu yang tidak menginginkan situasi kedua warga ini aman. Ada yang naik motor nembakin pakai petasan. Awal 2017 sudah dua kali. hari minggu sampai tadi kan," ujar Taufik.
Walaupun Taufik menjabat ketua RW di Jalan Tambak, dia tidak mau sembarangan menyalahkan warga Gang Tuyul.
"Ya kan, belum tentu anak Tambak, belum tentu warga Tuyul, Manggarai. Bisa saja anak luar. Seperti ada pihak ketiga (pemicunya)," ujar Taufik.
"Kami minta diadakan forum komunikasi lagi. forum silahturahmi, supaya jalin hubungan lagi. Kami sudah persuasif, sudah upaya maksimal. Kayak hari ini, kita mau kumpulin lagi, kasih arahan (warga Tambak)," Taufik menambahkan.