Saat situasi kisruh, Rio mengakui ada seseorang yang menarik wajahnya dari belakang sekaligus mencakar pipinya.
Alhasil, cengkeraman Rio untuk merebut pistol si pengendara motor itu gagal dan dia membalikkan badan untuk menghadapi si pencakar.
“Saat itulah tiba-tiba saya mendengar bunyi ‘dor’. Kawan saya, Fernando Wowor tumbang. Saya kaget, lalu saya tangkap lagi pistol si pelaku dengan agak memaksa ibu jarinya tekan tombol pelepas magazine. Jatuhlah magazine ke tanah,” jelasnya.
Rio lantas mengambil pistol itu. Sementara si penembak dikeroyok massa.
“Saya pungut magazine itu, ternyata berisi peluru asli. Saya panik dan teriak-teriak minta pertolongan untuk mengangkat almarhum ke mobil dan dibawa ke RS Vania,” tandasnya.