Meski demikian, hingga kini Anies belum mau menanggapi perihal kabar tersebut. Ia seakan tutup mulut ketika disinggung awak media mengenai mengenai informasi dirinya merupakan sosok potensial sebagai Cawapres untuk Prabowo. Bahkan, saat menghadiri acara Rakornas Partai Gerindra kemarin, Anies justru berkelakar saat kembali ditanyakan mengenai informasi tersebut.
“Begini, tadi saya hanya diajak berkuda oleh pak Prabowo. Ya benar, saya tadi diusung (diajak) naik kuda. Tidak ada yang lain. Saya pastikan, kehadiran tadi adalah saya sebagai gubernur yang mendapat undangan. Saya sendiri tak mengikuti rakornya, cuma acara pembukaan. Setelah acara pembukaan, saya pulang,” kata Anies menanggapi pertanyaan jurnalis.
Gatot Nurmantyo
Selain Anies, nama Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI Purnawirawan Gatot Nurmantyo disebut-sebut sebagai kandidat kuat bakal menjadi Calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo. Hal itu pernah ditegaskan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon. Namun, nama Gatot dan Anies, baru sebatas wacana yang berkembang di internal Partai Gerindra.
“Ya semua nama-nama pasti akan ditampung dan kemudian nanti akan dibicarakan pada waktunya dengan partai koalisi. Gatot dan Anies itu wacana yang berkembang ya, belum jadi sesuatu yang resmi sama sekali,” kata Fadli, Kamis (8/3/2018).
Namun demikian, isu yang berkembang di luar justru berbeda. Gatot justru diisukan akan maju sebagai Calon Presiden alternatif dari Partai Gerindra apabila Prabowo tidak maju sebagai Calon Presiden. Bahkan, Ketua DPP Gerindra, Muhammad Syafii mengatakan bahwa Gatot sempat melamar ke Gerindra untuk diusung sebagai Calon Presiden, bukan Calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo.
“Pak Gatot kan datang ya, mendaftar lah ya untuk menjadi Capres,” kata Syafii, Kamis (22/3/2018).
Tidak hanya itu, sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan diri sebagai Gatot Nurmantyo untuk Rakyat (GNR), bahkan sudah mendeklarasikan Gatot sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2018.
“Dengan ini kami menyatakan siap memperjuangkan dan memenangkan Bapak Gatot Nurmantyo sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2019-2014 dengan cara yang adil, beradab dan bermartabat,” kata Ketua Presidium GNR Dondi Rivaldi di Jakarta, Jumat (6/4/2018).
Baca Juga: Soal Cawapres Prabowo, Gerindra akan Duduk Bareng dengan Koalisi
Kandidat dari PKS
Setidaknya ada sembilan nama yang ditawarkan PKS, baik sebagai Calon Presiden maupun sebagai Calon Wakil Presiden 2019. Sembilan nama tersebut yaitu, Gubernur Jawa Barat dari PKS, Ahmad Heryawan; Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid; Mantan Presiden PKS, Anis Matta; Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno. Kemudian Presiden PKS, Mohamad Sohibul Iman; Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al'Jufrie; Mantan Presiden PKS, Tifatul Sembiring; Ketua DPP PKS, Al Muzammil Yusuf dan Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.
Namun, di antara sembilan nama tersebut, belakangan yang mencuat yaitu nama Presiden dan Mantan Presiden PKS, Sohibul Iman dan Anis Matta. Seperti diketahui, tanpa PKS, Gerindra tidak akan dapat mencalonkan Prabowo sebagai Presiden, mengingat kursi yang dimiliki Gerindra tidak cukup memenuhi syarat ambang batas pencalonan, yakni 20 persen. Kursi Gerindra di DPR yaitu 13,04 persen. Sedangkan PKS memiliki kursi 7,14 persen. Total kursi kedua partai yaitu 20,18 persen.
Belakangan muncul isu adanya dua kubu di internal PKS, yakni kubu Sohibul Iman dan Anis Matta. Bahkan, politikus PKS yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah mengatakan bahwa saat ini tengah dilakukan ‘pembersihan’ terhadap para loyalis Anis di internal PKS.
“Ada pembersihan loyalis Anis di seluruh Indonesia. Jadi orang-orang dipecat-pecat, begitu habis dipecat, orang ini datang, salah saya apa? Dia bilang, ‘oh tidak ada salah, itu tour of duty saja’,” kata Fahri, Kamis (5/4/2018).
Namun, pernyataan Fahri mendapat bantahan dari Ketua Bidang Wilayah Dakwah Sumatera Bagian Utara DPP PKS Nasir Djamil.