Di 2018 ini, modul Al-Qur'an Braile nya sudah dimodifikasi, lebih mudah dan ringan bagi tunanetra untuk memahami huruf Hijaiyah meski si tunanetra belum bisa baca huruf braile sama sekali.
"Modul yang baru mirip baca Al Quran cepat, jadi seperti ada Iqra braile dan perhuruf Hijaiyah. Lebih mudah dipahami," katanya.
Ia berharap, dengan mengaji Al-Qur'an Braille, bisa punya pedoman untuk hidup lebih baik lagi.
"Tunanetra akhirnya bisa beribadah tenang. Sudah ada pedomannya baca Alquran. Juni nanti kita ada Pesantren Tunanetra, pesertanya seluruh Indonesia. Termasuk ada tadarus Al-Qur'an Braile juga nanti," pungkasnya. (Adam Iyasa)