3 Alasan Perempuan Kini Jadi Teroris dan Beraksi Bom Bunuh Diri

Kamis, 16 Mei 2019 | 13:02 WIB
3 Alasan Perempuan Kini Jadi Teroris dan Beraksi Bom Bunuh Diri
Salah seorang anggota polisi bersenjata lengkap saat penggeledahan Tim Densus 88/Antiteror Polri. [Antara/M N Kanwa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Kedua ini kan istri pimpinannya. Pimpinan pertama itu suaminya Humaira, di tembak polisi meninggal, digantikan kekuasaannya oleh suami Ummi Yazid. Dua ini yang bisa berbicara banyak tentang aksi suaminya," jelas Anam.

"Tapi meski begitu, mereka 'gak ngerti aktivitas suaminya apa, termasuk ketika kami (melontarkan) pertanyaan, 'Ummi setuju gak dengan apa yang dilakukan oleh Abi?' Ia jawab 'Setuju, Abi orangnya baik kok.' Kami tanya lagi, 'Ummi tahu gak kalau Abi pernah menyembelih orang? Menyembelih petani di Poso.' Dia bilang. 'saya 'gak tahu, Abi juga gak cerita. Saya yakin, Abi hanya menjalankan perintah agama,” demikian imbuh Anam.

Menyikapi meningkatnya peran perempuan dalam terorisme, menurutnya, justru selain perempuan, pemerintah juga harus menaruh perhatian kepada pihak laki-laki dan anak-anak yang terlibat. Karena menurutnya, laki-laki mengambil peran utama dalam aksi terorisme ini dengan mengajak serta para istri mereka.

“Orang semua mengira ketika perempuan terlibat radikalisme dan terorisme programnya harus menyasar ke perempuan. Bagi saya masalahnya bukan di perempuan, masalahnya ada di laki-lakinya. Jadi programnya seharusnya fokus ke laki-laki dan ke anak. saya khawatir anak yang lahir dan besar di penjara. Untuk kasus terorisme ada banyak sekali perempuan dengan kondisi hamil dan melahirkan di penjara, lalu anaknya sampai beberapa tahun ada dipenjara. Saya khawatir anak-anak itu akan mewarisi kebencian orang tuanya, nah itu yang perlu segera ditemukan jalannya,” jelas Anam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI