Menurut dia, kepercayaan publik terhadap Jokowi bisa hilang lantaran dinilai tidak serius mengerjakan rencana strategis yang sudah terlanjur menarik perhatian khalayak luas.
"Jadi maksud saya orang akan tidak percaya atau kehilangan kepercayaan terhadap wacana-wacana yang disampaikan oleh pemerintah karena akhirnya ini sesuatu yang cuma sekedar gimmick politik," ujar Harryadin.
Dia berpendapat, sebaiknya pemerintah tidak mengumbar rencana yang belum pasti. Jika kajian sudah matang, pemerintah baru bisa melempar wacana itu ke masyarakat.
"Jangan sampai banyaknya wacana yang tidak terwujud membuat masyarakat menjadi skeptis terhadap pemerintah." kata dia.
Selain itu, dampak negatif lainnya atas pembatalan wacana ini terkait dengan kelangsungan Kalimantan. Pulau tersebut telah disebut-sebut menjadi wilayah potensial ibu kota baru menggantikan Jakarta.
Jika ibu kota jadi dipindah ke sana, Harryadin meyakini masalah-masalah yang ada di Kalimantan pasti dapat tertangani. Ada pertumbuhan signifikan yang akan terjadi, baik dari segi infrastruktur hingga sumber daya manusia.
Pembatalan pemindahan ibu kota akan membuat Kalimantan kehilangan kesempatan untuk berkembang.
"Dengan ini berarti kan tidak jadi lagi, sementara yang terjadi sekarang Kalimantan terlalu bergantung kepada industri atau sektor-sektor yang tidak ramah lingkungan," kata dia. (Antara)
Baca Juga: Gunung Mas, Calon Ibu Kota Negara Baru Siaga Darurat Kebakaran Hutan!