Suara.com - Pemprov DKI menganggap keberadaan ojek online (ojol) sebagai salah satu penyebab kemacetan di Ibu Kota. Pasalnya, driver ojol kerap ngetem untuk menunggu penumpang di tempat keramaian, contohnya di stasiun KRL.
Salah satu driver ojol, Eri Purwanto, mengatakan salah satu alasan banyak ojol ngetem di pinggir jalan agar tidak dimarahi penumpang. Selain itu mereka juga lebih cepat dapat penumpang di tempat keramaian.
Pria berumur 43 tahun itu mengaku seringkali mendapatkan penumpang dengan jarak yang jauh. Dengan begitu, ia memutuskan untuk menunggu di pinggir jalan agar lebih praktis.
"Kadang-kadang lebih dari satu kilometer penjemputan, kadang-kadang pelanggan tidak mengerti. Misalnya kita ngetem di sini, terus kita ngambil di Polres. Ini kalau kita enak ngambilnya gitu kalau putar balik kan repot," kata Eri saat ditemui di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan , Kamis (8/8/2019).
Meskipun begitu, ia tidak sepenuhnya sepakat apabila ojol disebut sebagai penyebab kemacetan di Jakarta. Menurutnya, banyak kendaraan lain yang juga menyumbang kemacetan.
"Ya dibilang setuju enggak setuju sih. bisa dibilang macet ini kendaraan pribadi juga bisa," tandasnya.
![Pengemudi ojek daring melintas di depan Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa (26/3). [Suara.com/Muhaimin A Untung]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/03/26/49838-ojek-online.jpg)
Untuk diketahui, Pemprov DKI akan menindak para ojek online (ojol) yang masih bandel mangkal di bahu jalan. Pemprov akan melakukan razia untuk mengatasi hal tersebut.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta menamakan razia tersebut operasi lingkar badai. Nantinya operasi tersebut dilakukan kepada ojol yang mangkal di kawasan halte TransJakarta, stasiun dan lokasi lainnya yang menimbulkan kemacetan karena ulah ojol itu.
Kepala Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan akan menempatkan para anggotanya di beberapa lokasi. Tujuannya untuk menggertak para ojol agar tidak mangkal sembarangan.
Baca Juga: Tiba di Kongres PDIP, Wali Kota Risma Naik Ojek Online
"Di situ ada anggota kami yang melingkar misalnya di Sudirman-Thamrin dan Merdeka Barat itu mereka ojol untuk tidak parkir di lokasi-lokasi tadi," kata Syafrin di Balai Kota, Rabu (7/8/2019).
Ia berharap melalui operasi tersebut, para ojol tidak mangkal sembarangan. Dishub disebut Syafrin akan bekerjasama dengan Ditlantas Polda Metro Jaya. Kepolisian nantinya akan melakukan tindakan hukum sesuai dengan wewenangnya.