Arkeolog UI dan Italia Ungkap Situs Galangan Kapal Tertua di Asia Tenggara

Bangun Santoso Suara.Com
Minggu, 25 Agustus 2019 | 08:55 WIB
Arkeolog UI dan Italia Ungkap Situs Galangan Kapal Tertua di Asia Tenggara
Situs galangan kapal tertua di Asia Tenggara di Kabupaten Tanjabtim, Provinsi Jambi. (Foto: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Ini sifatnya masih sementara. Nanti pasti ada perkembangan-perkembangan lain,” katanya lagi.

Pusat Kunjungan Bangsa Arab hingga China

Situs galangan kapal tertua di Asia Tenggara di Kabupaten Tanjabtim, Provinsi Jambi. (Foto: Istimewa)
Situs galangan kapal tertua di Asia Tenggara di Kabupaten Tanjabtim, Provinsi Jambi. (Foto: Istimewa)

Menurut Abe, Sabak nama kunonya adalah Zabag. Di mana Zabag sudah dikenal oleh pedagang-pedagang Arab, Persia dan Cina sejak abad ke-7.

“Kapal Zabag yang ada di situs ini hilir mudik sampai ke China, Arab dan seterusnya. Temuan di Cirebon juga sama, disambung dengan pasak kayu dan diikat dengan ijuk tanpa logam dan mampu berlayar mondar-mandir dan membawa banyak muatan. Kapal ini mempunyai daya jelajah yang tinggi. Kapal yang digerakkan dengan layar, bukan dayung," kata Abe.

Tidak jauh dari Situs Kapal Zabag, ada situs Siti Hawa. Di situs ini banyak ditemukan keramik tetapi periodenya lebih muda. Selain keramik juga ada bata-bata kuno yang tidak ditemukan di sekitar Kapal Zabag. Lalu ditemukan kayu bulian sebagai penanda kehidupan, sisa dayung, tungku dari tanah liat yang bisa dibawa-bawa.

“Kita sedang berada di situs (Kapal Zabag) yang dikelilingi situs-situs lain saling terkait. Dan itu yang mungkin membuat bangsa-bangsa zaman dulu datang ke Sabak,” ujar Abe.

Dia menambahkan, tim juga sudah melakukan pemetaan di dasar sungai dan melalui udara. Dan ternyata di sekitar situs Kapal Zabag ada alur sungai kuno.

Kapal Zabag ini posisinya di darat, tetapi ada sungai melintas tidak jauh dari kapal. Ada mendernya dan tembus sampai ke laut dan ada sambungannya ke Sungai Batanghari.

Kata Abe, kondisi saat ini jarak dari situs Kapal Zabag ke laut sekitar 20 km. Sungai kuno ini ukurannya cukup besar sehingga bisa dilalui oleh kapal yang besar.

Baca Juga: 5 Situs Sejarah Terancam Tol Jogja - Solo, Salah Satunya Candi Kedulan

“Jarak sekitar 100 meter di sini ditemukan kayu-kayu bulian yang dulu digunakan sebagai dermaga. Di situs Siti Hawa juga ada. Lalu di Kota Harapan ada juga (kapal kuno) jaraknya lima kilometer dari sini,” tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI