Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penyitaan terhadap 14 bidang tanah senilai Rp 18 milyar dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi pada pengadaan lahan di sekitar Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Tahun 2018-2020.
Anggota Tim Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menjelaskan, bahwa bahwa 13 bidang tanah di antaranya berlokasi di Lampung Selatan dan satu bidang lainnya berada di Tangerang Selatan.
“Keseluruhan aset tersebut bernilai kurang lebih sebesar Rp 18 miliar yang sumber dananya diduga berasal dari dugaan TPK (tindak pidana korupsi) tersebut,” kata Budi kepada wartawan, Selasa (6/5/2025).
Menurut dia, 14 bidang tanah tersebut sudah lunas dan akan dituntut untuk dirampas oleh negara sebagai bagian dari pemulihan kerugian keuangan negara yang ditimbulkan dari tindak pidana korupsi tersebut.
Sebelumnya, Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika mengungkapkan bahwa pihaknya melakukan penyitaan terhadap 65 bidang tanah yang berlokasi di Kalianda, Lampung Selatan.
Tessa menjelaskan bahwa 65 bidang tanah tersebut merupakan lahan milik petani. Namun, petani baru dibayarkan oleh para tersangka hanya sebatas uang muka di tahun 2019 dengan kisaran rata-rata sebesar 5 sampai 20 persen.
“Dana untuk pembayaran uang muka tersebut berasal dari aliran dana dugaan TPK tersebut. Sudah hampir enam tahun tidak ada kepastian kelanjutan atas pembayaran lahan-lahan tersebut,” kata Tessa di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2025).
Di sisi lain, lanjut Tessa, para petani tidak bisa menjual tanah tersebut kepada pihak lain karena selama ini surat-surat kepemilikan tanah mereka dikuasai oleh notaris.
Selain itu, para petani tersebut juga tidak bisa mengembalikan uang muka yang telah mereka terima karena kondisi ketidakmampuan ekonomi mereka. Selama ini tanah tersebut tetap dimanfaatkan oleh para petani untuk ditanami jagung.
Baca Juga: Petinggi BUMN Kini Tak Bisa Dijerat Kasus Korupsi? Pimpinan KPK: Tergantung Perbuatannya!
“Penyidik KPK pada akhirnya memutuskan menyita 65 bidang tanah berikut surat-suratnya