Soeharto yang Tak Lagi Mau Ketemu, BJ Habibie: Pak Saya Juga Manusia

Kamis, 12 September 2019 | 13:18 WIB
Soeharto yang Tak Lagi Mau Ketemu, BJ Habibie: Pak Saya Juga Manusia
Presiden Indonesia Suharto (kanan) berjabat tangan dengan Wakil Presiden Indonesia B.J. Habibie (kiri) sebelum naik pesawat Garuda yang akan membawanya ke Mesir.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hubungan antara Presiden ke-2 RI Soeharto dan ke-3 Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie diisukan retak, setelah yang disebut pertama lengser, 21 Mei 1998.

BJ Habibie sendiri menggambarkan hubungannya dengan Soeharto kala itu dalam buku yang ia tulis dan diterbitkan pada 2006, berjudul Detik-Detik yang Menentukan.

Sang teknokrat menceritakan pertemuannya dengan Soeharto pada 21 Mei 1998, saat Soeharto menyatakan pengunduran diri di Istana Merdeka. Saat itu pula BJ Habibie mengangkat sumpah sebagai presiden ke-3.

Itu adalah pertemuan terakhirnya dengan Soeharto hingga akhir hanyat mereka masing-masing.

Setelah itu, ia dan Soeharto tak pernah lagi bertatap muka dan hanya berkomunikasi via telepon.

Sekitar dua pekan setelah BJ Habibie ditetapkan sebagai presiden, ia menelepon Soeharto pada Juni 1998 untuk menyampaikan ucapan selamat ulang tahun.

Dalam obrolan jarak jauh tersebut, Wakil Presiden ke-7 RI tersebut juga mengajak bertemu dan meminta saran dari pendahulunya untuk mengatasi segala permasalahan negara saat itu.

Namun, setelah BJ Habibie berkali-kali mengungkapkan alasan pentingnya pertemuan antara keduanya dan masukan dari sang jenderal, Soeharto mengakhiri percakapan dengan mengatakan, "Laksanakan tugasmu dengan baik, saya doakan agar Habibie selalu dilidnungi Allah SWT dalam melaksanakan tugas. Kita bertemu secara batin saja."

Rekonstruksi tertulis dari percakapan itu tak ayal memunculkan banyak tanda tanya, yang kemudian diutarakan oleh wartawan Andy F Noya dalam acaranya, Kick Andy, pada 2006.

Baca Juga: Bela Eggi Sudjana, BPN: People Power Zaman Pak Harto Masalah Enggak?

Sang presenter menguraikan tiga analisis publik terkait alasan Soeharto menghindari BJ Habibie.

"Pertama, karena anda selama menjadi wakil presiden tidak mengakomodasi kepentingan anak-anak Pak Harto,"  katanya.

"Pada saat menyusun menteri-menteri di dalam kabinet, ada 14 menteri yang kemudian mbalelo, menolak untuk masuk dalam kabinet, tapi sebelum itu mereka menghubungi Anda, sehingga bisa diduga bahwa itu adalah konspirasi antara anda dan para menteri untuk menggulingkan Pak Harto?"

"Yang terakhir, karena Anda tidak mau mundur bersama-sama Pak Harto pada saat Pak Harto mundur. Di antara ketiga ini mana yang paling mendekati kebenaran menurut perasaan Anda?" tanya Andy F Noya pada BJ Habibie, yang menjadi bintang tamu program gelar wicaranya.

Presiden pembuka gerbang reformasi itu langsung menepis analisis pertama yang disebutkan Andy F Noya.

"Tidak pernah saya alami permintaan atau penugasan dari Pak Harto kepada saya untuk melaksanakan sesuatu yang sekarang dinamakan KKN," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI