Ketua Biro Komite Pusat Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Yohanes Giyai mengatakan, dua karung berisi ular hidup itu dilemparkan ke dalam asrama oleh orang tak dikenal.
“Sekitar jam 04.19 WIB, ada dua sepeda motor berhenti di depan asrama. Lalu mereka buang dua karung berisi ular,” kata Yohanes Giyai.
Yohanes Giyai menuturkan, orang tak dikenal itu melempar dua karung berisi ular melewati pagar asrama dalam kondisi tak terikat.
Sedikitnya dua ekor ular terlepas dari dalam karung dan menjalar di asrama. Para mahasiswa mengkhawatirkan ular tersebut berbisa.
“Kami terkejut dengan kiriman ular itu. Kami kejar dua orang itu, tetapi mereka lari. Sejumlah dua ular yang keluar [dari karungnya] itu masih dalam pencarian di pekarangan asrama. Dan kami menduga ular itu berbisa sebab sangat agresif,” katanya.
Yohanes Giyai mengatakan, sejak peristiwa persekusi dan rasisme terhadap para penghuni Asrama Mahasiswa Papua Kamasan III pada 16 dan 17 Agustus 2019, aparat keamanan telah mendirikan pos di dekat asrama.
“Mereka memantau saat kami keluar asrama untuk mengejar orang yang melemparkan karung berisi ular,” kata Yohanes Giyai.
Sementara Komite Pusat Aliansi Mahasiswa Papua Jhon Gobay mengutuk keras pelemparan karung berisi ular ke Asrama Mahasiswa Papua Kamasan III Surabaya itu.
“Ketidak-adilan terus terjadi [terhadap] kami, mahasiswa Papua. Pelakunya sangat rasis. Teror terhadap mahasiswa ini harus usut tuntas,” katanya.
Baca Juga: Pesawat Perintis Bermuatan Beras Hilang Kontak di Langit Papua