Sopir Ojol Korban Alfamart Ambruk, Kini Bingung Bayar Biaya Rumah Sakit

Selasa, 07 Januari 2020 | 18:54 WIB
Sopir Ojol Korban Alfamart Ambruk, Kini Bingung Bayar Biaya Rumah Sakit
Muhammad Iqbal (37), driver ojol korban gedung Alfamart ambruk kini masih dirawat di RSUD Tarakan. (Ayojakarta).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sopir ojek online bernama Muhamad Iqbal (37), salah seorang korban ambruknya bangunan Ruko Alfamart di kawasan Slipi, Jakarta Barat (Senin, 6/1/2020), masih dalam Perawatan RSUD Tarakan, Jakarta Pusat.

Setelah menderita luka-luka akibat insiden kemarin, kabar yang disampaikan pihak keluarga, menyebutkan perawatan Iqbal tidak dalam tanggungan BPJS Kesehatan.

Tak hanya itu, motor yang sehari-hari menjadi sandaran hidupnya sebagai pengemudi ojek online (ojol) sudah hancur bersama sisa gedung yang diruntuhkan.

"Kami bingung, ke mana mesti mengadu," kata Novi, istri Iqbal seperti dikutip dari Ayojakarta.com--jaringan--Suara.com, Selasa (7/1/2020).

Novi pun hingga kini masih mendampingi suaminya di ruang perawatan kamar 1606 RSUD Tarakan.

Menurut Novi, pihak RSUD Tarakan sudah menegaskan bahwa biaya perawatan suaminya tidak menjadi tanggungan BPJS Kesehatan. Alasannya, Iqbal terkena musibah, bukan sakit.

Kata pihak RS, Iqbal harus memiliki Jamkesmas. Menurutnya, sang suami telah dipindahkan dari ruang IGD ke ruang perawatan di kamar 1606 yang masuk kategori Kelas 2, sore kemarin.

"Ada perawat yang bilang mestinya (dirawat) di kelas 3, tetapi karena ruangan di kelas 3 penuh, dibawa ke ruangan ini. Kalau ternyata nanti tidak ditanggung BPJS, bagaimana?" kata Novi.

Suaminya, bersama dua orang lain, menjadi tiga korban yang berada di luar gedung yang runtuh pada Senin pagi sekitar pukul 09.00 WIB.

Baca Juga: Roboh, Roku Alfamart di Slipi Ternyata Tak Kantongi IMB dan Izin Usaha

Iqbal saat itu sedang membawa penumpang, seorang perempuan yang juga menjadi korban runtuhan gedung. Naik dari kawasan Tanjung Duren, dengan tujuan ke S. Parman, penumpang tersebut meminta melewati jalan pintas melewati samping gedung.

Keduanya dibawa ke RSUD Tarakan sekitar 30 menit setelah gedung runtuh. Di Tarakan, Iqbal dan korban lainnya sempat mendapat perawatan di IGD. Mereka sempat tidak sadarkan diri. Hasil pemeriksaan atas Iqbal menunjukkan ada pergeseran pada tulang tangan kanannya. Ia merasakan nyeri dari pundak ke bawah.

"Tangan kanan tidak bisa digerakan, kiri bisa," kata Novi menceritakan kondisi suaminya.

Iqbal yang baru 4 bulan terakhir menjadi pengemudi ojek online hampir pasti tidak bisa melanjutkan pekerjaannya di waktu-waktu mendatang. Beberapa teman sesama pengemudi Gojek sudah menengoknya di RSUD Tarakan. Namun, mereka tidak sampai hati untuk mengabarkan nasib motor Vario bernopol AD 4689 Q yang dikendarai Iqbal, yang Selasa sore dihancurkan bersama puing-puing runtuhan.

"Itu sebenarnya motor adik. Saya enggak tega ngasih tahu ke Iqbal, khawatir dia makin syok," kata Novi.

Motor yang dikendarai Iqbal bersama beberapa motor yang menjadi korban runtuhan tidak bisa dibawa, bahkan disatukan dengan puing runtuhan.

Sampai sekarang tidak ada perwakilan dari pengelola atau pemilik gedung yang beritikad baik menjenguk korban runtuhan ke RSUD Tarakan. Selama ini, Iqbal dan Novi tinggal di rumah kontrakan di daerah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, bersama seorang anak mereka, Ano, yang baru berusia 5 tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI