Suara.com - Kasus baru virus corona bertambah di Seongnam, Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan akibat kelalaian pihak gereja. Bukannya menyemprot disinfektan, pastor gereja malah menyemprot mulut jemaat dengan air garam, hasilnya sebagian jemaat dinyatakan positif corona.
Melansir dari World of Buzz, kurang lebih 46 jemaat dari Komunitas Gereja River of Grace di Provinsi Gyeonggi dinyatakan positif corona usai pastor semprotkan air garam ke mulut mereka.
Pihak gereja awalnya mengklaim, bahwa air garam bisa mencegah virus corona. Dengan alasan itu, mereka telah menyemprot lebih dari 100 orang pada Minggu (8/3/2020) tanpa melakukan disinfektan pada botol penyemprot.
Menurut laporan dari Agensi Berita Yonhap, kasus itu diketahui pada hari Senin (9/3/2020) oleh petugas kesehatan yang meninjau rekaman CCTV gereja tersebut.
Petugas kesehatan kemudian menemukan bahwa anggota jemaat gereja telah menyemprotkan air garam ke mulut mereka berulang kali tanpa didisinfeksi. Padahal pemerintah setempat telah mendesak gereja-gereja lokal dan organisasi keagamaan untuk tidak beribadah di tempat ibadah terlebih dahulu.
Kepala penanganan virus corona Provinsi Gyeonggi, Lee Hee Young menyatakan bahwa penyemprotan dilakukan dengan menempelkan botol ke mulut setiap jemaat. Sayangnya, beberapa jemaat yang hadir terlah terinfeksi virus corona.
"Sudah dipastikan bahwa mereka meletakkan nozzle botol semprot di dalam mulut jemaat yang dikonfirmasi sebagai pasien corona, kemudian melakukan hal yang sama pada jemaat lain, tanpa menyemprot disinfektan terlebih dahulu," kata Lee Hee Young pada Senin (9/3/2020) seperti yang dilansir dari Telegraph.
"Ini membuat penyebaran virus corona tidak dapat dihindari," tambahnya.
Atas kejadian itu, pendeta gereja, Kim, meminta maaf atas infeksi yang disebabkan oleh kelalaian pihak gereja yang ia pimpin.
Baca Juga: Social Distancing Diterapkan, Apa Efeknya Buat Introver dan Ekstrover?
Dia menambahkan bahwa dia merasa sangat menyesal tentang apa yang terjadi dan akan sepenuhnya bertanggung jawab atas insiden yang merugikan tersebut.
Kim juga mengatakan bahwa ia akan berhenti menjadi pastor setelah krisis corona berakhir.