Untuk mengantisipasi wabah Covid-19, Bagus mengaku hanya bermodalkan masker berbahan kain yang biasa ia kenakan sehari-hari.
Ia menyebut perusahaannya belum memberikan masker ataupun hand sanitizer bagi para mitra di tengah merebaknya virus Covid-19.
Cerita yang berbeda diutarakan oleh pengemudi ojek online lain, yakni Aditya Santoso (28). Pria berkacamata itu justru mengaku tidak mendapatkan cipratan keuntungan dari adanya kebijakan pembatasan transportasi umum.
Dia mengatakan, kebijakan peniadaan kegiatan belajar mengajar di sekolah justru membuatnya jadi sepi mendapatkan orderan. Padahal kalau tidak ada kebijakan itu, keuntungan yang diperolehnya selalu stabil.
“Seperti anak sekolah dilburin efek juga jadi agak sepi, banyak karyawan juga libur sepi. Kalau buat saya enggak terlalu (berefek), sama saja, malah berkurang,” kata Aditya saat ditemui di kawasan Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Berbicara soal wabah Covid-19, Aditya menuturkan perusahaan tempat ia bekerja justru sudah memberi imbauan untuk antisipasi seperti penyediaan masker dan penutup kepala.
Namun, hal itu berlaku untuk penumpang. Ia sendiri hanya bermodalkan masker kain. Tidak ada hand sanitizer.
“Hand Sanitizer? Yang cairan semprot itu ya? Enggak, enggak ada,” ujar Aditya.
Baca Juga: Ilmuwan Akhirnya Temukan Cara Sistem Kekebalan Tubuh Lawan Corona