Harusnya bisa ditekan
Lebih awal lagi, sebelum memo rahasia petinggi kesehatan keluar, sebenarnya China sudah diingatkan oleh sejumlah dokter mereka ketika pertama kali menemukan virus corona di Wuhan.
Ada delapan dokter yang menyampaikan informasi penting itu pada 2 Januari 2020. Salah satunya dokter Li Wenliang, yang belakangan ikut meninggal akibat virus tersebut, dan Ai Fen, dokter asal Wuhan.
Tetapi mereka justru diinterogasi polisi dan dimarahi pejabat kesehatan termasuk diminta berbohong ke publik, untuk menyatakan apa yang mereka temukan hanya bohong belaka.
“Dokter-dokter di Wuhan ketika itu ketakutan,” ujar Dali Yang, profesor politik China di Universitas Chicago. “Itu betul-betul intimidasi bagi seluruh profesi.”
Dia menilai pemerintah China menekankan agar tidak ada pihak-pihak yang membuat kegaduhan. Oleh sebab itu, menjadi wajar jika kemudia respons mereka di awal tak terlalu cepat.
Pada 15 Januari, Center for Disease Control and Prevention (CDC) di Beijing sudah mulai mencari pendanaan, melatih petugas kesehatan, dan memulai pengecekan temperatur di sarana transportasi Wuhan. Ini dilakukan delapan hari sebelum lockdown.
Meski demikian, pejabat China pada saat itu masih menganggap virus ini tidak berbahaya. Penularan antarmanusia diklaim masih rendah.
“Kami telah mencapai pemahaman terkini bahwa risiko sustain transmisi penularan berkelanjutan antar manusia (sustained human-to-human transmission) masih rendah,” ujar Li Qun, kepala pusat darurat CDC China.
Baca Juga: Kemenlu China: WHO Bilang Virus Corona Tak Diciptakan di Lab Wuhan
Sementara itu sebuah penelitian gabungan antara CDC di Wuhan, Universitas Southampton, Universitas Harvard, Kementerian Pendidikan China di Shanghai, dan beberapa universitas lain juga menunjukan kalau virus corona sebenarnya bisa diredam apabila Pemerintah China bertindak lebih awal.
Menurut mereka, jika intervensi non-pengobatan atau non-pharmacetical intervention (NPI) dilakukan seminggu lebih awal, maka kasus bisa berkurang 66 persen, jika dua minggu lebih awal maka 86 persen, dan tiga minggu lebih awal, maka 95 persen.
NPI yang dimaksud adalah contact tracing, isolasi orang yang sakit, karantina, penutupan sekolah dan tempat kerja, pembatasan perjalanan, dan pembatalan acara massal.
Di satu sisi, dokter di Wuhan sendiri telah mendeteksi ada virus ini pada Desember 2019, lebih dari tiga minggu sebelum lockdown.