Buku John Bolton: 8 Hal yang Membuka Mata Kita tentang Donald Trump (II)

Sabtu, 20 Juni 2020 | 14:37 WIB
Buku John Bolton: 8 Hal yang Membuka Mata Kita tentang Donald Trump (II)
Penasihat Keamanan Amerika Serikat John Bolton. (AFP)

Suara.com - Buku John Bolton yang cukup kontroversial 'The Room Where It Happened' sedang jadi bahasan panas karena mengungkap banyak hal yang tidak diketahui publik tentang Donald Trump.

Menyadur The Guardian pada Sabtu (21/06/2020), ada 8 poin menarik dalam buku itu diantaranya tentang pengetahuan dasarnya sebagai Presiden AS yang sangat minim.

Baca Buku John Bolton: 8 Hal yang Membuka Mata Kita tentang Donald Trump Bagian Pertama (1-4) di sini!

5. Donald Trump gunakan isu Arab Saudi untuk selamatkan Ivanka

Pada tahun 2018, putri sulung Trump, Ivanka pernah jadi buah bibir karena menggunakan email pribadi untuk urusan pemerintah. Hal ini jadi berbahaya bagi Trump karena ia pernah menyerang Hilary Clinton untuk kasus yang sama.

Untuk melindungi putri dan juga dirinya sendiri, ia kemudian mengangkat isu di Arab Saudi sebagai pengalihan perhatian. John Bolton menulis, Trump akan turun tangan untuk ini semua.

"Jika saya membaca pernyataan itu (isu di Arab Saudi) secara langsung, itu akan mengambil alih masalah Ivanka," ujar Trump seperti ditulis Bolton dalam bukunya.

Benar saja, Trump langsung jadi headline berita di bulan November 2018 saat merilis pernyataan aneh yang membela perbuatan putra mahkota Saudi Mohammed bin Salman atas pembunuhan wartawan senior Saudi, Jamal Khashoggi.

Kala itu Trump mengatakan "dunia adalah tempat yang sangat berbahaya!" dan "mungkin dia melakukannya dan mungkin tidak!"

Baca Juga: Disebut Pakai Lambang Nazi, Iklan Kampanye Donald Trump Dihapus Facebook

Capres AS Donald Trump dan putrinya, Ivanka Trump. (AFP)
Capres AS Donald Trump dan putrinya, Ivanka Trump. (AFP)

6. Mike Pompeo pernah mengejek Donald Trump dari belakang

Sebelumnya, banyak orang yang yakin jika Mike Pompeo dan Donald Trump memiliki hubungan yang akur. Keduanya tak pernah terlibat selisih pendapat atau paling tidak, begitulah yang diperlihatkan di depan umum.

Ternyata menurut John Bolton, Menlu AS Mike Pompeo pernah mengejek Trump dari belakang dan menudingnya sebagai presiden yang penuh kebohongan. Hal ini ditulis Bolton dalam bukunya.

Pada New York Times, Bolton mengklaim pernah menerima catatan dari Mike Pompeo, setelah pertemuan Trump 2018 dengan Kim Jong-un Korea Utara. Bunyinya "dia penuh omong kosong."

Sebulan kemudian, Pompeo juga mengatakan bahwa upaya diplomatik Trump dengan Korea Utara "tidak ada kemungkinan untuk berhasil."

Menteri Luar Negeri AS Mike Richard Pompeo tiba di Gedung Pancasila untuk melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Sabtu (4/8/2018). Pertemuan Menteri Luar Negeri RI-AS itu untuk meningkatkan hubungan mitra strategis antara Indonesia dan Amerika Serikat. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Menteri Luar Negeri AS Mike Richard Pompeo tiba di Gedung Pancasila untuk melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Sabtu (4/8/2018). Pertemuan Menteri Luar Negeri RI-AS itu untuk meningkatkan hubungan mitra strategis antara Indonesia dan Amerika Serikat. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

7. Pengetahuan umum Donald Trump sangat minim

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI