Kebun Binatang Putar Otak Agar Rusa Tak Dipotong untuk Makan ke Macan

Sabtu, 27 Juni 2020 | 21:09 WIB
Kebun Binatang Putar Otak Agar Rusa Tak Dipotong untuk Makan ke Macan
Singa
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para pengelola sejumlah kebun binatang di Indonesia harus memutar otak untuk memberi pakan kepada hewan-hewannya mengingat mereka tak lagi punya pemasukan sejak semua lokasi wisata ditutup guna mencegah penularan virus corona.

Di Jawa Barat, Kebun Binatang Bandung atau sekarang disebut Bandung Zoological Garden (Bazoga) baru akan menerima pengunjung pada Sabtu (27/06) setelah tutup selama tiga bulan lantaran penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Padahal, tempat wisata luar ruang ini merupakan wisata favorit warga dalam dan luar Kota Bandung dengan lokasi yang strategis di tengah kota. Harga tiket masuknya yang mencapai Rp40.000 pun terjangkau oleh berbagai kalangan masyarakat.

Bagi Yayasan Margasatwa Tamansari selaku pengelola Bazoga, kondisi ini membuat mereka kesulitan menyediakan pakan bagi satwa-satwanya.

Jika menghitung 10 hari libur lebaran yang menjadi peak season Bazoga, potensi kehilangan pendapatan mencapai Rp4,8 miliar atau di hari biasa bisa mencapai Rp1,2 miliar per bulan.

Namun, biaya pakan satwa setiap bulannya terus mengalir hingga bisa mencapai hampir Rp300 juta.

Harimau 'dipuasakan' karena kebun binatang kesulitan memberi makan satwa di masa wabah Taman kota Solo sepi pengunjung akibat Covid-19, kawanan monyet kelaparan mencari makan di kawasan permukiman warga Terancam Covid-19, orangutan, simpanse, dan gorila dikarantina Benarkah kelelawar menyebarkan virus corona? Mengorbankan hewan herbivora untuk satwa karnivora

Sebagai gambaran, dalam sehari, seekor gajah di Bazoga harus diberi pakan sebanyak 3,5 kuintal atau 10% dari berat tubuhnya yang mencapai 3,5 ton. Itu adalah berat badan ideal seekor gajah Way Kambas, Lampung.

Adapun untuk hewan karnivora lebih sulit karena pihak pengelola tidak ada pemasukan untuk membeli daging.

Pengelola Bazoga malah sempat berencana mengorbankan rusa totol dan rusa timor untuk menjadi pakan hewan karnivora, terutama satwa endemik yang dilindungi, seperti macan tutul dan harimau Sumatera.

Baca Juga: Kebun Binatang Bandung Kembali Dibuka

Namun, rencana tersebut urung dilaksanakan, setidaknya untuk sementara waktu, setelah pihak pengelola menerima sumbangan dari para donatur.

"Sampai saat ini (rencana itu) batal. Tapi, kita belum tahu kalau (Bazoga) ini dibuka, (jumlah) pengunjung nggak tinggi-tinggi juga. Kita akan melihat (situasinya). Jadi bukan mengorbankan (rusa), tapi mengurangi biar cost untuk pangannya berkurang," kata Sulhan Syafi'i, juru bicara Bazoga kepada wartawan Yuli Saputra yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Bazoga, lanjut Sulhan, mengalami overpopulasi sejumlah satwa, antara lain, rusa totol, rusa timor, tapir, dan binturong. Sulhan berdalih, hewan-hewan itu bisa diberikan kepada macan dan harimau sebagai pakan karena rusa bukanlah satwa yang dilindungi.

"Rusa totol bukan satwa dilindungi karena bukan satwa kita. Itu dari India," sebut Sulhan.

Selain sumbangan dari para donatur, pihak pengelola Bazoga mengatur strategi pemberian pakan demi menghemat pengeluaran. Salah satu caranya dengan melakukan substitusi.

"Saat pandemi, beberapa satwa kita kurangi pakannya atau substitusi. Misalnya, karnivora (biasanya dikasih pakan) 50% ayam, 50% sapi. Nah sekarang jadi lebih banyak ayam. Jadi, 75% ayam, 25% sapi. Ayam kan lebih murah ketimbang sapi. Itu salah satu cara mengakalinya. Itu lumayan membantu. Kalau nggak, agak repot kita," ungkap Sulhan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI