Suara.com - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo kembali menyindir Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan istilah "si hoax."
Kali ini sindirannya disampaikan karena Ahok jadi pemberitaan hangat setelah dikait-kaitkan dengan kerugian perusahaan migas milik pemerintah itu rugi sampai sekitar Rp11 triliun pada semester pertama tahun 2020.
Melalui akun Twitter, Roy Suryo terang-terangan menyampaikan uneg-unegnya tentang Ahok. Bagi dia, sejak dulu, Ahok tidak ada apa-apanya sama sekali. Nama Ahok menjadi besar, menurut Roy Suryo, antara lain karena memiliki kedekatan dengan kekuasaan.
Politikus yang belum lama ini mengundurkan diri dari Partai Demokrat itu juga menyebut Ahok bisa terkesan menjadi manusia luar biasa karena didukung oleh buzzer atau influencer.
Dalam pernyataan yang disampaikan di Twitter pada April lalu, Roy Suryo menyatakan setuju dengan apa yang dikatakan Tan Yoana tentang Ahok.
Menurut Roy Suryo, penunjukan Ahok menjadi komisaris utama Pertamina penuh kontroversi. Dia juga menyinggung gaji yang diterima Ahok yang disebutnya nggak masuk akal. Termasuk tindak tanduk Ahok pun tak luput dari pengamatan Roy.
Mungkin memang sudah jadi jalannya Ahok, menjadi orang terkenal, tetapi hampir selalu jadi sasaran tembak.
Sebelum dikait-kaitkan dengan kerugian Pertamina, Ahok juga dapat komentar-komentar pedas dari sejumlah pihak karena dianggap ikut bertanggungjawab gara-gara Pertamina tidak masuk dalam daftar 500 perusahaan dengan pendapatan terbesar di dunia atau Fortune Global 500 tahun 2020. Padahal, pada tahun lalu, perusahaan milik negara ini berada di peringkat 175. Perusahaan ini ketika itu menjadi satu-satunya perusahaan dari Indonesia yang masuk daftar Fortune.
Menanggapi polemik yang muncul, mantan Komisaris Jasa Marga dan Pelindo 1 Refly Harun mengatakan memang nilai kerugian Pertamina fantastis. Itu sebabnya langsung memantik polemik. Mengenai opini publik yang muncul, Refly Harun mengatakan, "Resikonya kalau orang ngetop, padahal belum tentu kerugian tersebut atau keuntungan perusahaan karena satu orang."
Baca Juga: 6 Penyebab Pertamina Rugi Rp 11 Triliun
Menurut Refly Harun kerugian Pertamina bukan karena faktor tunggal.