Ternyata kendala yang dihadapi keluarga AR tak serta merta berhenti. Mereka menghadapi kesulitan proses rujukan dari rumah sakit tersebut.
"Proses rujukan jadi lama karena keluarga menolak menandatangani surat pernyataan tersebut. Keluarga tetap menolak tanda tangan, lalu minta rujuk paksa," kata dia.
Malangnya, usai berhasil mendapat rujukan, keponakan AR menghembuskan napas terakhirnya ketika dalam perjalanan ke rumah sakit rujukan.
"Keponakan saya akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan ke RS G sekitar jam 10 malam. Jenazah langsung dimakamkan tanpa protokol Covid-19," tukas dia.
Cerita itu sontak membuat warganet khawatir dan prihatin dengan peristiwa yang dialami keluarga AR.
"Ya Allah, kemarin-kemarin cuma dengar-dengan kalu di RS disuruh tanta tangan covid-19. Ternya ta benar, pokoknya sekarang semua hati-hati kalau disuruh tanta tangan di RS meskipun terbutu-buru dibaca dahulu. Turut berduka lur.. semoga diterima di sisi-Nya, keluarganya idberi ketabahan," komentar pemilik akun @dev***.
"Bukan rahasia lagi mas. Rata-rata yang ke RS cerita seperti itu. Disuruh tanda tangan covid. Enggak kasihan korbannya anak-anak kta. Enggak boleh sekolah. Innalillahi wainnailaihi rojiun. semoga khusnul khotimah," tulis @Anindya******.