Tengku Omeli Basarah: Apa Menurut Anda Sinchan dan Thanos Tokoh Indonesia?

Siswanto Suara.Com
Senin, 05 Oktober 2020 | 07:08 WIB
Tengku Omeli Basarah: Apa Menurut Anda Sinchan dan Thanos Tokoh Indonesia?
Politikus PDI Perjuangan Ahmad Basarah. [suara.com/Bowo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain mengkritik pernyataan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan Ahmad Basarah

Berawal dari kekecewaan Basarah terhadap Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bangka Belitung Muhammad Soleh yang mewajibkan para murid SMA dan SMK membaca buku karya tokoh Hizbut Tahrir Indonesia Felix Siauw berjudul berjudul Muhammad Al Fatih 1453. "Saya tak habis pikir, jika alasan wajibkan buku tokoh bangsa asing ini agar para siswa meneladani kepahlawanan dan kepemimpinan tokoh-tokoh di masa lalu, padahal masih banyak keteladanan dan ketokohan pahlawan nasional yang layak dibaca," kata Basarah dalam pernyataan tertulis pada Sabtu (3/10/2020).

Dari pernyataan tersebut, Tengku menilai Basarah kurang mengerti tentang sejarah dunia Islam.

"Tokoh PDIP, Ahmad Basarah mengatakan Muhammad al Fatih itu tokoh asing. Lebih belajar sejarah tokoh Indonesia. Wahai Basarah, Muhammad al Fatih itu tokoh dunia Islam. Nanti lama-lama kalian bilang Nabi Muhammad, Sayyidina Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali Ra. Hum juga tokoh asing. Ngeri," kata Tengku.

Dengan satire, Tengku kemudian menyindir seseorang yang disebutnya "tokoh petinggi nasional" yang dinilai mengagumi figur asing. Sehabis itu, dia menyinggung sikap Basarah.

"Ada tokoh petinggi nasional yang dikenal penggemar Sinchan, bahkan pidato di depan tokoh negara dunia membicarakan Thanos, Ahmad Basarah kenapa diam saja saat itu...? Apakah menurut anda Sinchan dan Thanos itu tokoh Indonesia...?" kata Tengku.

Basarah mengkritik instruksi dari Muhammad Soleh kepada para siswa SMA dan SMK di Bangka Belitung untuk membaca buku karangan tokoh HTI berjudul Muhammad Al-Fatih 1453.

"Seperti kita tahu, penulis buku itu adalah tokoh organisasi yang dibubarkan oleh pemerintah karena asas organisasinya berlawanan dengan Pancasila," kata Basarah.

Oleh Karena itu, dia menganggap wajar saja jika kontroversi muncul karena banyak orang dengan gampang menduga buku itu merupakan bagian dari propaganda terselubung pengusung ideologi transnasional.

Baca Juga: Tengku Kecewa Berat: Pemilu 2024 Singkirkan

Basarah menilai instruksi itu kontroversial karena penulis buku tersebut merupakan tokoh organisasi berideologi khilafah yang telah dibubarkan oleh Pemerintah sehingga instruksinya dianggap bertentangan dengan ideologi Pancasila.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI