Keempat, meningkatkan pengetahuan dan berbasis hasil kajian untuk implementasi dan pemantauan target guru di pendidikan 2030. Kelima, melakukan advokasi dan berbagi pengetahuan untuk mempromosikan pengajaran dan pembelajaran yang berkualitas.
Sebelumnya, UNESCO merupakan tuan rumah Gugus Tugas Guru Internasional untuk Pendidikan 2030, yang telah aktif bekerja sama untuk mengatasi kesenjangan guru yang berkualitas dunia.
“UNESCO secara khusus menyerukan anggota serikat untuk memastikan bahwa guru dan pendidik diberdayakan, direkrut secara memadai, terlatih dengan baik, berkualifikasi profesional, termotivasi dan didukung dalam sistem yang memiliki sumber daya yang baik, efisien dan diatur secara efektif,” urai Arief.
UNESCO menyebutkan, pelatihan, rekrutmen, retensi, status, dan kondisi kerja guru belum cukup ideal saat ini. Selain itu, di seluruh dunia masih terdapat kekurangan guru yang terlatih dengan baik.
Menurut Institut Statistik UNESCO (UIS), sekitar 69 juta guru masih harus direkrut untuk memenuhi kebutuhan guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di tahun 2030.
Oleh karena itu, pada kesempatan Peringatan Hari Guru Sedunia Tahun 2020 ini, Mendikbud berharap, diskusi seputar generasi muda dan masa depan profesi guru dan tenaga kependidikan serta kepemimpinan guru dalam masa krisis dapat berjalan dengan baik.
Selain gelar wicara yang menghadirkan narasumber berkompeten di tingkat PAUD/TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB, Kemendikbud juga akan memberikan penghargaan kepada guru terpilih dan hadiah menarik bagi pemenang kuis.
“Saya harap, kegiatan ini menjadi kesempatan untuk berbagi pengalaman dan praktik baik untuk menghasilkan output yang bermanfaat, demi menata masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik,” tutupnya.
Baca Juga: Kemendikbud Minta Mahasiswa Tak Asal Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja