Menurutnya, video tersebut direkam warga setempat kemudian disebarluaskan melalui akun Facebook Front Mahasiswa Nasional (FMN).
Kronologi awalnya, menurut FMN, pukul 11:48 WITA, rombongan pemprov NTT, warga dari luar, POL PP, TNI, POLRI serta orang bertato (masyarakat menduga sekelompok preman) datang ke lokasi konflik Pubabu-Besipae.
Rombongan tersebut berdalih ingin melakukan penghijauan-menanam lamtoro di lahan yang bermasalah.
Aksi itu kemudian mendapat penolakan dari warga Pubabu-Besipae karena masalah hutan (lahan) Pubabu belum menemukankan titik temu.
Selain itu, alasan pandemi corona juga menjadi dasar penolakan warga karena rombongan yang datang berjumlah sekitar 200an orang.
Kemudian pada pukul 13.00 WITA, terjadi keributan antara masyarakat dan aparat, hingga terjadi tindakan represif terhadap masyarakat, terutama ibu-ibu dan anak-anak.
Terkait dengan viralnya video penganiayaan tersebut, FMN menyertakan tanggapan dari Pemprov NTT melalui Plt. Badan Pendapatan dan Aset Daerah Welly Rohi Mone.
"Mereka seperti sinetron saja yang mau kejar tayang,” kata Welly seperti dilansir NTT Terkini menurut @HermanEfTanouf.
Video selengkapnya di sini.
Baca Juga: Demo Tolak Omnibus Law di Jakarta Ricuh, Polisi Tembakan Gas Air Mata