Dunia Sedang Uji Coba Vaksin COVID-19 Tahap 3, Siapa Terdepan?

Kamis, 22 Oktober 2020 | 15:07 WIB
Dunia Sedang Uji Coba Vaksin COVID-19 Tahap 3, Siapa Terdepan?
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Vaksin ini sedang dalam uji coba fase tiga dan diuji kepada 44.000 relawan di berbagai wilayah di seluruh dunia dengan tingkat penularan virus corona yang tinggi. Pengujian sebelumnya pada dua fase pertama menunjukkan vaksin menghasilkan antibodi dan respons sel-T yang spesifik untuk protein SARS-CoV-2.

Pengembang mengatakan mereka dapat mengetahui pada akhir Oktober apakah vaksin itu berfungsi atau tidak dan apakah memiliki cukup data untuk menentukan keamanannya pada akhir November. Selama ini, belum ada vaksin mRNA yang pernah disetujui untuk penyakit menular.

Tetapi pihak yang menganjurkan mengatakan vaksin itu bisa lebih mudah diproduksi daripada vaksin tradisional. mRNA-1273: Moderna Vaksin mRNA lain yang sedang dikerjakan adalah mRNA-1273 dari Moderna yang berbasis di Amerika Serikat (AS). Tahap uji klinis vaksin ini telah memasuki fase ketiga dengan diuji coba pada 30.000 relawan pada akhir Juli.

Hasil awal dari Tahap 1 menunjukkan baik relawan berusia muda dan tua, menghasilkan antibodi virus corona dan reaksi dari sel-T. Setengah dari total relawan telah menerima vaksin, sedangkan setengah lainnya mendapatkan plasebo.

Pengembang akan dapat melakukan analisis pertama, ketika 53 orang di seluruh kelompok relawan mengalami gejala COVID19. Kemanjuran vaksin bergantung pada apakah jumlah orang yang divaksinasi secara signifikan mengalami gejala lebih sedikit daripada yang tidak divaksinasi di antara 53 kasus.

Ada vaksin yang dihentikan sementara? ChAdOx1 nCoV-19: AstraZeneca & Universitas Oxford Dua dari kandidat vaksin yang paling disenangi, yakni dari AstraZeneca dan Johnson & Johnson, telah dihentikan sementara karena relawan mengalami reaksi misterius yang belum dapat dijelaskan. ChAdOx1 nCoV-19 adalah vaksin vektor virus yang diuji coba Tahap 3, dan ditargetkan bisa diuji coba kepada 50.000 relawan.

Hasil awal dari dua fase klinis pertama menunjukkan vaksin memicu respons imun yang kuat, menghasilkan antibodi dan respons sel-T pada relawan. Namun, penelitian ini ditunda karena salah satu relawan Inggris mengalami penyakit yang belum dapat dijelaskan.

Ad26.COV2-S: Johnson & Johnson Johnson & Johnson yang memproduksi vaksin adenovector, merekrut sekitar 60.000 relawan di berbagai negara. Namun, pada 12 Oktober, pengujian harus dihentikan sementara karena relawan mengalami penyakit yang tidak dapat dijelaskan. Pengembang kini sedang menyelidikinya dan memerlukan tinjauan keamanan independen.

Tidak jarang uji klinis mengalami jeda atau penghentian sementara. Hasil uji coba pada hewan menunjukkan vaksin tersebut menghasilkan antibodi "penetral yang kuat" pada kera, dan memberikan "perlindungan lengkap atau hampir lengkap" setelah satu dosis. Sputnik V: Pusat Epidemiologi dan Mikrobiologi Nasional Gameleya Vaksin Sputnik V Rusia yang berdasarkan dua vektor adenovirus, juga menarik perhatian luas, setelah pemerintah Rusia menyetujuinya untuk penggunaan umum pada 11 Agustus 2020, tanpa menyelesaikan uji coba Tahap 3.

Baca Juga: Indonesia Lakukan Pembelian Awal Kandidat Vaksin Covid-19 dari AstraZeneca

Hasil dari dua percobaan pertama menunjukkan respons kekebalan yang kuat di antara 76 peserta. Pengujian vaksin tidak berakhir pada Tahap 3 Para ahli memperingatkan masih butuh waktu yang lama untuk mendapatkan vaksin yang aman dan efektif, meski kecepatan kemajuan vaksin virus corona ini tak tertandingi dalam sejarah vaksinasi manusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI