Tak hanya aktivitas penduduk yang terganggu, banyak bandara sampai ditutup. Misalnya Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya, Bandar Udara Abdul Rachman Saleh Malang, Bandar Udara Achmad Yani Semarang, Bandar Udara Adi Sutjipto Yogyakarta, Bandar Udara Adi Sumarmo Surakarta, Bandar Udara Tunggul Wulung Cilacap, dan Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung. Selain itu, Bandar Udara Nusawiru di Pangandaran dan Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun, juga ditutup.
Abu yang menutup sejumlah kawasan di sekitar gunung tebalnya sampai empat sentimeter lebih.
Gunung yang selama ini menjadi obyek wisata di Pulau Jawa tersebut ternyata memiliki catatan panjang.
Tercatat letusan yang terjadi pada tahun 1586 memakan korban lebih dari 10 ribu jiwa. Letusan pada 1919 merenggut korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin yang menyapu pemukiman penduduk.
Sepanjang abad ke-20, gunung ini tercatat meletus pada tahun 1901, 1919, 1951, 1966, dan 1990.