"Kalau memang 2 euro mungkin Pak Fadli Zon bisa mencarikan buat Indonesia" ujarnya.
Mendengar hal itu, Fadli Zon dengan lantang meminta Henry untuk lebih banyak membaca dan berkata sesuai data, tidak sekadar logika semata.
"Loh bukan saya. Itu baca. Makanya Baca dong. Sebagai Kominfo gimana," kata Fadli Zon.
Henry menuturkan saat ini masyarakat global tengah membutuhkan vaksin. Jadi masuk akal baginya apabila harganya kemudian tiggi. Sesuai dengan konsep supply and demand dalam ekonomi.
Menurut Henry harga vaksin bisa turun setelah beberapa saat.
"Logikanya begini, sekarang dunia membutuhkan vaksin. Sementara yang produksi sampai sekarang belum bisa yang tahap ketiga, harga ditentukan produsen," kata Henry.
"Supply-nya terbatas, demand tinggi. Ini sederhana sekali. Ketika bicara soal dua dollar itu kapan? Mungkin bisa saja nanti sudah reda bisa saja 2 dollar," imbuhnya.
Sekali lagi, mendengar ujaran Henry membuat Fadli Zon kian nampak tegang. Meski diselingi tertawa, raut wajahnya tidak bisa menutupi perasaan meradang.
Jawaban Henry menurut Fadli Zon tidak mencerminkan wakil institusi pemerintah.
Baca Juga: Perang Twit dengan Henry Subiakto, Fadli Zon: Daya Tangkap Orang Ini Kurang
"Saya kira bapak gak pantas duduk di sini, apalagi mewakili instusi pemerintah bergensi seperti Kominfo. Bapak ini baca dulu yang benar kalau Eropa baru diumumkan segitu. Itu riset dikit dulu, jangan berandai-andai. Ini data yang sampaikan. Data bapak mana," kata Fadli Zon.
"Kalau cuma teori anak SMP juga tahu," dia menambahkan.