Uni Eropa Inginkan Joe Biden Kalahkan Trump

Senin, 02 November 2020 | 21:06 WIB
Uni Eropa Inginkan Joe Biden Kalahkan Trump
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Jika Trump terpilih kembali, NATO perlu bersiap untuk masa-masa sulit ke depan, demikian prediksi penasihat keamanan nasional Trump yang digulingkan, John Bolton.

Menurut Bolton, Trump mengancam akan menarik AS keluar dari NATO, yang berarti menjadi akhir dari aliansi kedua belah pihak.

Biden juga punya tuntutan terhadap Eropa Banyak orang di Eropa berharap bahwa kepresidenan Biden dapat membantu mewujudkan perubahan hubungan kerja sama UE-AS. Tetapi Emmanouilidis memperingatkan bahwa perlakuan Eropa yang ''agak lembut'' kepada Cina sejauh ini juga tidak akan membuat capres Partai Demokrat itu senang.

"Salah satu tantangan, misalnya, adalah pemerintahan Biden yang baru mengatakan: 'Kami siap untuk bekerja sama dalam hal urusan multilateral, kami siap untuk bekerja sama dalam urusan iklim, kami siap untuk bekerja sama dalam WTO. Tapi kami ingin Eropa sebagai gantinya bersikap keras, misalnya, terhadap Cina,'"katanya.

AS di bawah kepemimpinan Biden dapat terus menuntut agar Eropa menegakkan sanksi terhadap perusahaan teknologi Cina Huawei tanpa pengecualian, dan bereaksi terhadap provokasi militer di Laut Cina Selatan.

Uni Eropa dipersatukan oleh hubungan perdagangan Terlepas dari siapa yang memenangkan pilpres AS pada Selasa (03/11) besok, negara-negara Eropa ingin segera membahas terkait hubungan perdagangan.

Ancaman Trump untuk menaikkan tarif besar-besaran pada mobil dan barang impor UE lainnya terus membayangi.

Para pengamat yakin sebagian besar pemimpin pemerintah Eropa akan memiliki hubungan yang lebih baik dengan Biden, karena dia lebih condong ke liberal dan tidak terlalu agresif secara retoris.

Emmanouilidis mencontohkan secara khusus hubungan antara Trump dan Kanselir Jerman Angela Merkel, yang menurutnya tidak cocok. Tetapi, Polandia dan negara-negara Eropa Timur lainnya, terutama yang memiliki pemimpin populis, memiliki hubungan yang lebih baik dengan Trump.

Meski demikian, Emmanouilidis yakin UE akan tetap bersatu dalam membela kepentingannya melawan AS, terlepas dari siapa yang duduk di Kantor Kepresidenan AS.

"Ketika sampai pada masalah utama yang sebenarnya, ketika (situasi) menjadi sangat sulit, kami telah melihat bahwa 27 (negara anggota) Uni Eropa hingga saat ini terus bersatu, meskipun beberapa negara anggota mungkin telah, atau mencoba untuk, memiliki hubungan preferensial yang lebih dengan pemerintahan Trump," katanya. (pkp/ha)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI