"Kami unggul besar, tetapi mereka mencoba mencuri pemilu. Kami tidak akan pernah membiarkan mereka melakukannya. Suara tidak dapat diberikan setelah polling ditutup!" tulis Trump.
Cuitan yang diunggah pada Rabu (4/11) itu langsung dilabeli misinformasi atau hoaks oleh Twitter.

Sementara, Biden lebih menekankan bahwa ia percaya diri dengan perolehan suara. Namun bermain aman dengan menyebut penentu siapa yang menang berada di tangan rakyat.
"Kami merasa baik dengan posisi saat ini. Kami percaya ada di jalur yang tepat untuk memenangkan pilpres," cuit Biden setelah mengunggah, penentu kemenangan adalah pemilih, bukan dirinya atau Trump.
Bahkan ketika klaim Trump soal adanya kecurangan di pemilu semakin gencar dilancarkan, lagi-lagi Biden memilih untuk tetap menunjukkan sikap yang tenang.
Trump mencuit, "Hentikan perhitungan" yang ditulis dengan huruf kapital, untuk menegaskan dirinya menuntut perhitungan suara di sejumlah negara bagian dihentikan, dan mulai mengambil jalur hukum.
Di hari yang sama, Biden lebih memilih untuk menyatakan, "Setiap suara harus dihitung. Tidak ada yang akan merebut demokrasi dari kita, sekarang atau selamanya."

Menekankan masyarakat harus percaya pada proses perhitungan yang sedang berjalan.
"Saya tahu ketegangan bisa meningkat setelah pemilu yang sulit seperti yang baru saja kami alami. Tapi kita harus tetap tenang. Sabar. Dan biarkan prosesnya berjalan saat kita menghitung semua suara," tulis Biden.
Baca Juga: Komat-Kamit Penasihat Spiritual Panggil Malaikat untuk Kemenangan Trump
Hasil sementara, Biden unggul atas Trump dalam perolehan suara sementara di Pennsylvania per Jumat pagi waktu setempat (atau Jumat malam WIB) dengan jumlah suara yang telah dihitung mencapai 95 persen, menurut laporan Reuters.