Selesai rontgen, dia kembali ke gedung Poli TBC MDR untuk menyerahkan hasil pemeriksaan. Sehabis itu, baru dia menjalani pemeriksaan mata.
Mata Tri bermasalah sejak sepekan terakhir. Pada waktu-waktu tertentu, seperti pagi hari ketika kena sinar matahari, pandangannya berubah menjadi penuh kabut.
Dokter menganjurkan Tri menjalani rontgen untuk memastikan kondisi paru-parunya karena ada kemungkinan masalah pada matanya karena paru-paru bermasalah.
Tri seorang pegawai Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Dia terdeteksi terinfeksi TBC RO pada awal Oktober.
Kasus tersebut mulai terdeteksi sejak dia masuk RS Pekerja Bulog, Cakung, bulan April. Ketika itu, dia masuk RS karena sesak napas, tensi darahnya 90/61. Semula, dia mengira hanya kekurangan darah.
Berdasarkan hasil rontgen, dia dinyatakan positif Covid-19. Tri kemudian diisolasi. Setelah itu, dia melakukan rapid test dan swab PCR. Hasilnya menggembirakan: negatif corona.
Tetapi muncul kabar mengejutkan lagi. Dari hasil pemeriksaan dahak, dokter menyatakan Tri terjangkit TB sensitif.
Tri mendapatkan obat untuk dikonsumi selama enam bulan. Pada tes berikutnya, ternyata dia memiliki kekebalan terhadap obat. Tri dinyatakan TBC RO dan kemudian dirujuk ke RS Persahabatan.
Berjuang untuk sembuh
Baca Juga: Malapetaka Abu Emas Hitam, Petani Banten Dikepung Polusi PLTU Suralaya
TRI tetap optimistis menatap masa depan. Dia berkomitmen untuk disiplin mengonsumsi obat selama 20 bulan.