Tri sendiri mengalami iritasi kulit dan gangguan penglihatan.
Sambil mengikuti prosedur pengobatan di RS Persahabatan, Tri tetap aktif bekerja dan dia disiplin memakai masker di tempat kerja, Unit Pengelolaan Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup Jakarta yang berada di Bantargebang.
“Sampai sekarang saya masih aktif bekerja,” katanya.
Tri beruntung atasan dan teman-temannya mendukung agar dia cepat sembuh. Dukungan mereka bagi Tri menjadi suplemen penting.
“Rekan-rekan kerja mengerti, mereka tidak masalah dengan penyakit saya, yang penting kan selalu pakai masker,” tuturnya.
Kepada teman-teman, dia selalu menekankan bahwa selama menjalani pengobatan secara rutin, kuman yang ada di tubuh pasien TBC RO tertidur sehingga tidak perlu takut tertular.
“Memang kadang orang yang tidak paham takut duluan dekat dengan kami pasien TB ini. Sebetulnya semua orang bisa tertular kalua dia slebor (tak pakai masker),” ujarnya.
Banyaknya kasus Covid-19 sempat membuat Tri was-was datang ke RS untuk mengambil obat, apalagi ia masuk kategori kalangan rentan tertular.
Tapi, niat sembuh mengalahkan rasa takut itu.
Baca Juga: Malapetaka Abu Emas Hitam, Petani Banten Dikepung Polusi PLTU Suralaya
Catatan redaksi: Liputan ini didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen Jakarta dan Stop TB Partnership Indonesia dalam program fellowship tuberkulosis.