Menteri Kominfo menekankan infrastruktur digital yang andal menjadi salah satu syarat untuk memperkuat ekonomi digital Indonesia yang sudah kokoh dan mendorong pertumbuhan sektor e-commerce. Sesuai data Bank Indonesia, hingga Oktober 2020 telah berlangsung 140 juta transaksi e-commerce. Bahkan, Bank Indonesia memproyeksikan transaksi e-commerce Indonesia akan mencapai Rp 429 Triliun sepanjang tahun 2020.
“Dengan menutup kesenjangan digital, semakin banyak orang Indonesia yang dapat berpartisipasi dalam ekonomi internet dan menyediakan pasar yang kuat serta industri digital yang lebih bervariasi,” tandasnya.
Bahkan untuk memperkuat penetrasi internet Indonesia, Kementerian Kominfo berencana untuk meluncurkan High-Throughput Satellite (HTS) SATRIA-1 pada kuartal ketiga tahun 2023.
“SATRIA-1 memiliki total kapasitas 150 Gbps atau tiga kali lebih besar dari 9 yang ada di orbit Indonesia. Peluncuran tersebut diharapkan dapat memberikan akses internet di 150.000 titik akses publik dari total setengah juta titik akses publik di Indonesia,” papar Menteri Johnny.
Menurut Menteri Kominfo, pelaksanaan proyek SATRIA-1 dapat dilakukan melalui kemitraan internasional dengan banyak negara. Melibatkan Thales Alenia Space (TAS) dari Perancis sebagai produsen satelit dan Space-X dari Amerika Serikat, yang menyediakan Falcon 9-5500 sebagai launcher.
“Dengan bangga saya umumkan bahwa proyek SATRIA-1 melalui kemitraan Kemitraan multipihak ini telah mengungkapkan bahwa ada peluang yang lebih besar untuk kolaborasi lebih lanjut di antara kami,” tegasnya.
Acara itu dihadiri oleh Senior Vice President for Asia, US Chamber of Commerce, Charles Freeman; Managing Director of the American Chamber of Commerce Indonesia A Lin Neuman; serta pengusaha dan KADIN Indonesia.