"Capt Afwan salah satu capt terbaik yang pernah saya kenal. Tidak pernah rewel, walaupun pesawat ada rusak dia bilang ke teknik dgn baik dan sabar, dermawan bgt lagi orangnya," demikian antara lain tulisan @rizkianoob, yang menyebut Kapten Afwan identik dengan kopiah putih.
Pemilik akun @rizkianoob juga mengunggah rekaman videonya bersama Kapten Afwan di ruang kokpit.
Kapten Afwan lahir pada 26 Februari 1966 dan merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, salah satunya meninggal dunia bulan lalu akibat COVID-19.
Bersama istrinya Pipit, Kapten Afwan memiliki tiga anak, yang sulung masih duduk di Kelas 1 Sekolah Menengah Pertama dan yang bungsu masih duduk di bangku taman kanak-kanak.
Sebelum menjadi pilot Sriwijaya Air, Kapten Afwan tercatat pernah menjadi penerbang TNI Angkatan Udara.
Alumni Ikatan Dinas Pendek (IDP) IV Tahun 1987 hingga 1998 itu pernah bertugas di Skadron Udara 4 dan Akadron Udara 31.
Hilang dan Jatuh di Kepulauan Seribu
![Sejumlah prajurit TNI AL melakukan persiapan di atas geladak KRI Teluk Gilimanuk-531 untuk pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/01/10/88737-pencarian-pesawat-sriwijaya.jpg)
Diketahui, Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor register PK-CLC SJ 182 yang menerbangi rute Jakarta-Pontianak lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, pada Sabtu (9/1) pukul 14.36 WIB.
Keberangkatan pesawat itu tertunda dari jadwal semula pukul 13.35 WIB karena faktor cuaca.
Baca Juga: Pasukan Katak TNI AL Temukan Potongan Tubuh Diduga Penumpang Sriwijaya Air
Pesawat Boeing 737-500 yang dipiloti oleh Kapten Afwan itu dilaporkan hilang kontak pada Sabtu pukul 14.40 WIB.
Pesawat tersebut dilaporkan hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki untuk menuju ketinggian 13.000 kaki.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru.
Kantor Pencarian dan Pertolongan dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih menyelidiki keberadaan pesawat tersebut berkoordinasi dengan kepolisian, TNI, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
TNI Angkatan Laut mengerahkan sekitar 10 kapal ke lokasi yang diduga sebagai tempat jatuhnya pesawat di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Tim evakuasi telah menemukan koordinat yang diduga kuat merupakan tempat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dan melanjutkan pencarian menggunakan helikopter dan kapal.