Sehingga pembangunan keluarga kata Muhadjir, tidak hanya terbatas kepada masalah pembatasan angka kelahiran dan penjarangan angka kelahiran tetapi betul-betul keluarga yang pembangunan keluarga yang integral.
"Salah satunya yang menjadi itu besar adalah masalah penurunan angka stunting," kata dia.
Selain itu mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga menjelaskan pentingnya menurunkan angka stunting sesuai arahan Jokowi.
"Karena kita tahu bahwa kalau orang atau anak atau bayi sudah terlanjur kena stunting pada usia 1.000 hari awal kehidupan. Maka perkembangan kecerdasan nya itu tidak akan bisa optimal sampai nanti dewasa menjadi usia produktif," kata dia.
Muhadjir menyebut berdasarkan catatan Bank Dunia 54 persen tenaga kerja Indonesia merupakan penyintas stunting.
"Jadi 54 persen angkatan kerja kita sekarang ini adalah mantan atau penyintas stunting dan inilah yang bapak presiden memberikan perhatian yang sangat sangat khusus berkaitan dengan masalah stunting ini," ucap Muhadjir.
Kemudian langkah yang akan diambil pemerintah untuk menurunkan stunting di antaranya melakukan pemetaan stunting yang konkrit.
"Bapak presiden menyampaikan bahwa untuk pemetaan stuntting di Indonesia sebenarnya sudah sangat detail dan jelas dan beliau menekankan sebanyak itu jadikan dasar untuk kita membuat langkah-langkah konkrit dan terukur sampai tahun 2024 nanti," tutur Muhadjir.
"Begitu juga alokasi anggaran yang selama ini tersebar di 20 kementerian dan lembaga beliau meminta supaya di fokuskan kepada beberapa Kementerian yang memang memiliki perpanjangan tangan langsung ke bawah," sambungnya.
Baca Juga: Tahun 2024, Pemerintah Targetkan Prevalensi Stunting Turun Jadi 14 Persen