Pemerintah Jawa Barat bertekad akan terus melakukan pengembangan terhadap sapi pasundan agar bisa menggenjot kembali populasi sapi tersebut walaupun pada tahun lalu terhambat oleh perubahan (refocusing) anggaran untuk penanggulangan COVID-19.
"Kita akan kembangkan, tapi tadinya mau 2020, tapi karena ada refocusing, jadi kita ingin mengembangkan sapi pasundan di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Garut," katanya.
Pengembangan sapi pasundan salah satunya dilakukan dengan membangun klaster khusus pengembangan sapi tersebut yang rencananya akan dibangun di Kabupaten Kuningan.
Kabupaten Kuningan termasuk ke dalam 11 daerah sebaran sapi pasundan di Jawa Barat, khususnya Kecamatan Cibingbin yang saat ini memiliki populasi sapi pasundan sekitar 5.000 ekor melalui pemeliharaan intensif dan semiintensif.
Upaya pemerintah daerah untuk menggenjot populasi sapi pasundan adalah dengan memproduksi semen bekunya di UPT Daerah Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Potong, Ciamis.
Kebutuhan daging sapi di Jabar mencapai 195 ribu ton setara dengan 1 juta ekor lebih per tahun.
Meskipun di Jawa Barat banyak berdiri hotel dan restoran, namun dalam situasi pandemi COVID-19 membuat permintaan sapi menurun.
Ketersediaan sapi lokal Jawa Barat hanya berkisar 10 persen, selebihnya atau 90 persen harus didatangkan dari luar, baik antar pulau maupun sapi bakalan dan daging impor.
Untuk bisa mencapai swasembada daging sapi di Tanah Air, khususnya di Jawa Barat, melalui sapi pasundan, bukanlah persoalan mudah. Karena itu dibutuhkan dukungan dari mulai pemerintah pusat, provinsi hingga tingkat kabupaten dan kota. [Antara]
Baca Juga: Harga Daging Sapi Tembus Rp 130.000/Kg, Gapenda 'Geruduk' DPRD Banten