Isu Keterlibatan Istana Kudeta Demokrat, Ray: Tak Cukup Bantahan Moeldoko

Ray menilai dirinya tak melihat ada kepentingan Istana untuk mengambil alih atau mengkudeta Partai Demokrat.
Suara.com - Pengamat Politik Ray Rangkuti mengatakan isu dugaan adanya keterlibatan pihak Istana soal kudeta Partai Demokrat (PD) harus benar-benar diklarifikasi.
Menurutnya, tuduhan kudeta Demokrat itu tidak cukup hanya dari bantahan Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko saja.
"Tidak cukup hanya bantahan dari Pak Moeldoko sendiri. Amat sangat tidak elok jika isu yang berkembang menyebut Istana berada di geliat sebagian kader dan alumni PD tersebut," ujar Ray saat dikonfirmasi Suara.com, Selasa (2/2/2021).
Ray menilai dirinya tak melihat ada kepentingan Istana untuk mengambil alih atau mengkudeta Partai Demokrat.
Baca Juga: Menilik Kemungkinan Duet Anies dan AHY Usai Pertemuan di Pacitan
"Tidak ada kebutuhan yang signifikan untuk hal itu. Baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang," ucap dia.
![Pengamat politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti. [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2016/11/15/o_1b1jq9pete117jg1s791tu8uhba.jpg)
Namun isu kudeta Demokrat, kata Ray, justru berpotensi mengundang keributan yang tidak perlu.
Bahkan ia melihat isu tersebut tampak dihindari oleh pihak Istana saat ini.
"Dalam situasi seperti sekarang, mengambil alih kepengurusan PD justru potensial hanya mengundang keributan yang tidak perlu. Sesuatu yang nampaknya dihindari oleh Istana saat ini," tutur Ray.
Karena itu, Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) itu menyarankan, pihak Istana membuat respons yang jelas untuk mempertegas tidak ada keterlibatan Istana dalam isu kudeta Demokrat tersebut.
"Istana perlu segera membuat respons yang jelas. Apakah langkah itu memang dikehendaki oleh Istana atau hal itu hanya sebagai langkah oknum yang kebetulan sedang menjabat di lingkaran Istana. Dan penjelasan ini perlu disampaikan segera dengan tegas dan jelas, agar nama Istana tidak perlu dibawa-bawa dalam kasus ini," kata Ray.